Tanjungtv.com – Proyek pemasangan penerangan jalan umum (PJU) di jalur dua jalan nasional Kota Tanjung menjadi sorotan masyarakat. Dari 60 unit yang direncanakan, hingga kini baru 10 unit yang berhasil terpasang. Dengan waktu kontrak yang menyisakan kurang dari dua minggu, publik mempertanyakan lambannya progres proyek ini.
Kabid Prasarana dan Keselamatan Laut (Prasmat) pada Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Utara (Dishub KLU), Sazli Rais, mengungkapkan bahwa pengerjaan memang baru mencakup pemasangan di ujung barat jalan. Menurutnya, tiang PJU yang belum terpasang saat ini masih dalam proses pengiriman dari Surabaya dan diperkirakan tiba di Lombok Utara dalam waktu dekat.
“Kami optimis proyek ini dapat selesai tepat waktu. Dalam sehari, 10 unit PJU bisa terpasang dengan bantuan alat berat. Kami akan maksimalkan sisa waktu hingga batas kontrak pada 21 Desember,” ujar Sazli, Senin (9/12).
Desain Ikonik dan Tantangan Logistik
Proyek ini tidak hanya sekadar menambahkan pencahayaan jalan, tetapi juga bertujuan mempercantik lanskap Kota Tanjung. PJU dirancang dengan tema ikonik berupa masjid adat Bayan yang menjadi ciri khas budaya Lombok Utara. Setiap tiang PJU memiliki tiga lampu di bawah struktur berbentuk masjid, memberikan sentuhan estetika yang mencerminkan kearifan lokal.
Namun, tantangan logistik menjadi hambatan utama. Keterlambatan pengiriman tiang PJU menyebabkan progres proyek tersendat. Dishub KLU menyebutkan bahwa kebutuhan listrik untuk setiap zona telah disiapkan dengan kapasitas 3,1 hingga 3,5 kVA, sesuai dengan jumlah tiang dan lampu di setiap zona. Pihak PLN juga telah siap mendukung pasokan listrik setelah semua instalasi fisik rampung.
Detail Teknis dan Biaya Proyek
Proyek ini terbagi dalam empat zona pemasangan, dengan total 60 tiang PJU dan 121 lampu. Kebutuhan listriknya telah diproyeksikan menggunakan empat KWH yang terdaftar di PLN. Perhitungan teknis Dishub memastikan bahwa kapasitas listrik yang tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional.
Tender proyek ini dimenangkan oleh CV Duta Inti Perdana yang beralamat di Sekarbela, Kota Mataram, dengan penawaran sebesar Rp1,726 miliar dari pagu anggaran Rp1,744 miliar. Meski nilai kontrak tergolong kompetitif, realisasi fisik yang baru mencapai 16% menimbulkan tanda tanya besar.
Optimisme dan Skeptisisme
Di atas kertas, pihak rekanan dan Dishub KLU yakin mampu menyelesaikan proyek tepat waktu. Namun, masyarakat mempertanyakan apakah waktu yang tersisa cukup untuk mengejar ketertinggalan. Dengan 50 unit PJU yang masih harus dipasang dalam 12 hari, berarti rata-rata lima unit harus diselesaikan setiap hari.
Banyak pihak berharap proyek ini tidak sekadar dikebut untuk mengejar tenggat, melainkan juga mengutamakan kualitas instalasi dan estetika desain. Jika selesai sesuai target, PJU ini diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi pengendara dan memperindah kawasan Kota Tanjung.
Namun, jika target tidak tercapai, proyek senilai miliaran rupiah ini bisa menjadi preseden buruk bagi pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur lainnya di Lombok Utara. Masyarakat kini menanti dengan harap-harap cemas, apakah proyek ini akan menjadi cerita sukses atau justru potret kegagalan perencanaan dan eksekusi.