3 Gili sepi MotoGP Mandalika Sukses.

banner 120x600
banner 468x60

Tanjungtv.com – Event MotoGP Mandalika 2024 kembali digelar dengan sukses di Pertamina Mandalika International Circuit, Lombok Tengah. Ribuan penonton dari seluruh dunia datang memadati sirkuit, menyaksikan ajang balap motor kelas dunia ini. Namun, di balik kemegahan acara tersebut, kawasan wisata penyangga seperti Gili Tramena—yang meliputi Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air—tidak merasakan dampak ekonomi yang signifikan. Sejak ajang MotoGP pertama kali dihelat di Mandalika pada tahun 2022, kawasan wisata andalan Kabupaten Lombok Utara ini tampak tak terpengaruh secara ekonomi oleh event internasional tersebut.

Ketua Koperasi Karya Bahari (KKB) Bangsal, Sabarudin, mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang datang ke Gili Tramena selama MotoGP 2024 berlangsung justru lebih sedikit dibandingkan hari-hari biasa. “Ada sedikit peningkatan, namun tidak banyak. Jumlah penumpang kapal dari Pelabuhan Bangsal ke Gili Tramena bahkan tak lebih dari 50 orang. Di hari-hari normal, kami bisa mencatat 1.000 hingga 1.500 penumpang per hari hanya dari Bangsal saja,” jelas Sabarudin, Senin (30/9).

banner 325x300

Hal ini menjadi ironi tersendiri, mengingat Gili Tramena adalah salah satu destinasi wisata unggulan NTB yang biasanya selalu ramai dengan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Meski begitu, Sabarudin tetap optimis dan berharap agar di tahun-tahun mendatang MotoGP Mandalika dapat memberi dampak yang lebih besar bagi kawasan tersebut. “Kami hanya bisa berdoa semoga tahun depan kunjungan ke Gili Tramena meningkat. Semoga ada perubahan pola yang bisa membantu,” tambahnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Denda Dewi Tresni Budi Astuti, memberikan pandangan serupa. Ia menyebut bahwa Gili Tramena memiliki pangsa pasar wisata yang berbeda dengan event MotoGP. “Saat saya berbincang dengan beberapa wisatawan yang datang untuk menonton MotoGP, mereka mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menyaksikan balapan, bukan untuk berwisata ke gili. Baru setelah event selesai, mereka akan merencanakan kunjungan ke gili,” jelasnya.

Menurut Dewi, kunjungan ke Gili Tramena selama perhelatan MotoGP berlangsung relatif normal, tak ada peningkatan signifikan dibandingkan hari-hari biasa. “Kunjungan harian ke Gili Tramena biasanya mencapai sekitar 2.800 orang per hari. Saat MotoGP, jumlah tersebut tak jauh berbeda,” katanya. Sebelum MotoGP berlangsung, pihak Dinas Pariwisata KLU sempat berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB untuk membahas dampak ekonomi bagi kawasan penyangga, termasuk Gili Tramena. Namun, diskusi lebih banyak terfokus pada persoalan teknis seperti hosting fee untuk Dorna Sports, penyelenggara MotoGP.

Kini, setelah masalah hosting fee dipastikan selesai hingga tahun 2027, Dewi berharap agar koordinasi antarinstansi untuk event-event internasional seperti MotoGP dapat dilakukan lebih awal dan lebih matang. “Dengan hosting fee yang sudah beres, kita bisa mulai berkoordinasi lebih baik tahun depan. Harapan kami, pola yang lebih efektif bisa diterapkan agar kawasan-kawasan wisata penyangga, termasuk Gili Tramena, bisa mendapatkan manfaat lebih besar dari perhelatan MotoGP,” ujarnya penuh harap.

Meskipun demikian, tantangan untuk membuat kawasan wisata di luar Mandalika ikut merasakan dampak positif dari event ini tidaklah mudah. Para pengusaha di Gili Tramena berharap adanya strategi khusus dari pemerintah daerah maupun provinsi untuk mengaitkan event internasional dengan destinasi wisata lokal. Sehingga, Gili Tramena yang selama ini menjadi ikon pariwisata NTB bisa mendapatkan porsi yang layak dari perputaran ekonomi saat ajang MotoGP berlangsung.

Sementara itu, beberapa pengamat pariwisata menyarankan agar promosi wisata Gili Tramena lebih gencar dilakukan, terutama saat event besar seperti MotoGP digelar. “Promosi terpadu dan paket wisata yang menggabungkan Mandalika dan Gili Tramena bisa menjadi salah satu solusi. Saat ini, kebanyakan wisatawan MotoGP hanya fokus pada balapan, tanpa tahu bahwa ada destinasi indah di dekatnya,” ujar salah satu pakar pariwisata lokal.

Meski tantangan ke depan masih besar, harapan tetap ada bahwa dengan sinergi yang baik antara pemerintah daerah, provinsi, dan para pelaku usaha pariwisata, Gili Tramena bisa merasakan dampak ekonomi yang lebih signifikan dari event-event besar di Mandalika.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *