Tanjungtv.com – Suhu politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok Tengah dan Pemilihan Gubernur NTB 2024 semakin memanas. Pernyataan yang disampaikan oleh tokoh berpengaruh, TGH Fadli Fadhil Thohir atau yang akrab disapa Tuan Guru Bodak, membuat
suasana semakin hangat. Dalam pidato politiknya yang viral di media sosial, Tuan Guru Bodak dengan tegas menyatakan bahwa ia tidak mendukung dua adik kandungnya, H Moh Suhaili Fadhil Thohir dan H Achmad Puaddi Fadhil Thohir, dalam kontestasi politik mendatang.
TGH Fadli, Pimpinan Yayasan Attohiriyah Alfadhiliyah (Yatofa) di Desa Montong Terep, Praya, menegaskan bahwa pilihannya jatuh pada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur NTB, H Lalu Muhammad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda) serta pasangan calon bupati dan wakil bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri dan HM Nursiah (Pathul-Nursiah). Dalam pernyataan yang mengejutkan, ia bahkan mengharamkan dirinya mendukung adik-adiknya karena menurutnya, mereka tidak layak memimpin.
“Meskipun Suhaili adik saya, saya tidak bisa mendukungnya. Dan meskipun Puad adik saya, saya tidak bisa mendukungnya juga. Kenapa? Karena saya tahu kondisi yang bersangkutan tidak layak menjadi imam,” tegas TGH Fadli dalam pidato yang disampaikannya di hadapan ribuan jamaah Yatofa saat peringatan 65 tahun berdirinya yayasan tersebut, Senin (30/9).
Meskipun TGH Fadli secara terang-terangan memilih pasangan lain, H Achmad Puaddi Fadhil Thohir, yang mencalonkan diri sebagai Bupati Lombok Tengah, menanggapi pernyataan tersebut dengan tenang. Baginya, perbedaan pilihan politik adalah hal yang wajar, bahkan di dalam keluarga. “Tapi bagi kami, saudara tetaplah saudara. Hubungan kami baik-baik saja, tidak ada masalah sama sekali,” ujar Puaddi saat dikonfirmasi di kediamannya.
Puaddi menegaskan bahwa ia menghormati keputusan kakaknya, TGH Fadli. Ia menilai bahwa keputusan tersebut merupakan bagian dari proses demokrasi yang seharusnya dihormati. “Setelah orang tua kami, TGH Muhammad Fadhil Thohir, wafat, TGH Fadli Fadhil Thohir telah menjadi pengganti orang tua kami. Jadi, apapun pernyataan beliau, itu menjadi pelajaran dan motivasi bagi kami. Kami tidak mempermasalahkan apapun pilihan dan pernyataan beliau,” tambah Puaddi.
Puaddi menyebut bahwa meskipun TGH Fadli tidak mendukungnya, hal tersebut tidak merusak hubungan keluarga besar mereka. Bahkan, Puaddi menganggap pernyataan kakaknya sebagai dorongan untuk terus berikhtiar dan berjuang demi masyarakat Lombok Tengah. “Kami akan terus berjuang dengan niat tulus untuk mengabdi kepada masyarakat. Begitu juga dengan niat Pak Suhaili, yang ingin menjadi pelayan masyarakat NTB,” tegas Puaddi.
Pernyataan dukungan TGH Fadli yang memilih pasangan lain tidak menggoyahkan semangat Puaddi. Ia meyakini bahwa perbedaan pilihan politik tidak boleh memecah belah keluarga, terutama keluarga besar Yatofa yang memiliki peran penting dalam masyarakat Lombok Tengah. Puaddi menegaskan bahwa keluarga tetaplah yang utama dan hubungan baik dengan saudara-saudaranya akan tetap terjaga.
Puaddi juga berharap agar masyarakat Lombok Tengah dan NTB dapat menilai setiap calon pemimpin berdasarkan visi dan misinya, bukan semata-mata berdasarkan hubungan keluarga atau kepentingan politik. “Kami semua menyayangi beliau, dan semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan serta umur panjang untuk TGH Fadli,” ucapnya menutup.
Di tengah dinamika politik yang panas, Puaddi menunjukkan sikap tenang dan dewasa dalam menghadapi perbedaan. Baginya, politik hanyalah sebuah alat untuk mencapai tujuan bersama, yakni kesejahteraan masyarakat. “Yang penting kita tetap kompak sebagai keluarga dan terus berikhtiar untuk kebaikan bersama,” tutup Puaddi dengan penuh keyakinan.