Tanjungtv.com – Pernyataan mengejutkan datang dari TGH Fadli FT, atau yang akrab disapa Tuan Guru Bodak, pimpinan Yayasan At-tohiriyah Alfadhiliyah (Yatofa). Secara terbuka, ia menyatakan haram untuk memilih adik kandungnya, M. Suhaili FT, yang berpasangan dengan Zulkieflimansyah (Zul-Uhel) di Pemilihan Gubernur NTB (Pilgub NTB). Langkah politik ini diprediksi akan berdampak besar pada dukungan Zul-Uhel di wilayah Lombok Tengah (Loteng), yang selama ini menjadi basis kuat mereka.
Pengamat politik dari UIN Mataram, Dr. Agus, menegaskan bahwa pernyataan Tuan Guru Bodak ini berpotensi menggerus dukungan pasangan Zul-Uhel, terutama dari kalangan jemaah Yatofa yang selama ini menjadi pendukung setia. “Ini jelas akan mempengaruhi dukungan dari jemaah Yatofa, terutama di Lombok Tengah,” ujar Agus dalam wawancaranya, Selasa (2/10).
Keputusan politik Tuan Guru Bodak untuk tidak mendukung adiknya dan justru mengalihkan dukungan kepada pasangan Iqbal-Dinda menimbulkan banyak spekulasi. Agus menilai bahwa ini adalah strategi politik dua kaki dari Yatofa. Menurutnya, dalam politik, selalu ada peran di depan dan di belakang panggung. “Tuan Guru Bodak saat ini sedang memainkan peran di depan panggung, sementara strategi di belakang panggung mungkin tidak sepenuhnya sejalan,” lanjut Agus, yang juga mantan Ketua KPU Loteng.
Viralnya pernyataan Tuan Guru Bodak di media sosial menjadi sorotan publik dan membuat banyak pihak bertanya-tanya tentang dinamika politik di Yatofa. Konflik internal di Bodak, menurut Agus, bukanlah hal baru. Namun, ia melihat konflik ini lebih sebagai strategi politik semata. “Konflik ini tampaknya hanya sebuah selebrasi politik. Pada akhirnya, Bodak akan berbagi suara antara Zul-Uhel, Iqbal-Dinda, dan bahkan ke Rohmi-Firin,” tegas Agus.
Agus juga menambahkan bahwa peran politik Yatofa ke depan mungkin akan menjadi investasi politik jangka panjang bagi Tuan Guru Bodak. “Dengan menanam benih dukungan ke semua paslon, Bodak akan memiliki pengaruh politik di masa mendatang, apapun hasil Pilgub nanti,” katanya.
Sementara itu, Suhaili FT yang berpasangan dengan Zulkieflimansyah tetap dinilai memiliki peluang besar di kalangan jemaah Yatofa. Agus menyarankan agar pasangan Zul-Uhel memperkuat konsolidasi politik di lapangan. “Mereka harus memperkuat barisan dan menjaga dukungan dari jemaah Yatofa,” sarannya.
Menurut Agus, ketokohan Zul-Uhel sebenarnya lebih mudah diterima di kalangan jemaah Yatofa dibandingkan pasangan lainnya. Namun, persaingan ketat dengan paslon seperti Rohmi-Firin yang kuat di kalangan jemaah NWDI juga menjadi tantangan tersendiri. “Saat ini, strategi Zul-Uhel sangat menentukan untuk memastikan suara jemaah Yatofa tetap berada di pihak mereka pada Pilgub mendatang,” pungkasnya.
Dengan semakin dekatnya hari pemungutan suara, pernyataan Tuan Guru Bodak ini tentu akan menjadi salah satu topik hangat yang memengaruhi dinamika politik di NTB. Publik kini menanti bagaimana langkah selanjutnya dari pasangan Zul-Uhel dalam menghadapi tantangan politik yang datang dari internal keluarga Suhaili sendiri.