Tanjungtv.com – Dalam langkah yang mengejutkan, pakar kepemiluan Universitas Indonesia, Titi Anggraini, menyoroti bahwa Presiden Joko Widodo secara terang-terangan menunjukkan sikap yang berbeda terhadap PDIP dan calon yang diusung partai tersebut di Jawa Tengah, yaitu pasangan Andhika Perkasa – Hendrar Pribadi. Pernyataan ini menandai sikap Jokowi yang ingin menegaskan pengaruhnya di basis pemilih Jawa Tengah, suatu langkah yang dianggap oleh banyak pengamat sebagai tanda perlawanan terhadap partainya sendiri.
Menurut Titi, tindakan ini merupakan kelanjutan dari sikap politik Jokowi yang telah terlihat sejak Pemilihan Presiden lalu, di mana banyak pihak merasakan adanya campur tangan presiden dalam peta politik nasional. “Campur tangan politik Jokowi di Pilpres bukanlah isapan jempol. Ini jelas menunjukkan keberpihakan dan sikap politik yang akan terus berlangsung dalam Pilpres mendatang,” ungkap Titi.
Dengan posisi Jokowi yang masih kuat di pemerintahan dan adanya ikatan keluarga dengan Wakil Presiden, Titi mengingatkan perlunya mengantisipasi potensi politisasi birokrasi. Hal ini berpotensi melibatkan berbagai aparatur negara, sebuah situasi yang perlu diawasi agar tidak merugikan demokrasi. “Apalagi, isu cawe-cawe yang melibatkan aparatur negara sudah santer sejak Pilpres. Langkah tegas dan antisipatif dari Bawaslu akan sangat dibutuhkan untuk meredam kecurigaan dan kekhawatiran publik,” kata Titi dengan tegas.
Jokowi, meski belum berkampanye secara terbuka, telah memberikan sinyal dukungan dengan menemui tokoh penting Jawa Tengah, yaitu Ahmad Luthfi dan Taj Yasin, atau yang kerap disapa Gus Yasin. Pertemuan yang berlangsung hangat tersebut langsung diunggah di media sosial oleh Ahmad Luthfi pada 29 Oktober, menambah bumbu spekulasi tentang dukungan Jokowi terhadap Andhika – Hendrar.
Dalam unggahan tersebut, Luthfi mengungkapkan bahwa Jokowi memberikan berbagai nasihat terkait kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. “Pak Jokowi punya perhatian besar terhadap kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah. Saya dan Gus Yasin mendapat banyak wejangan terkait percepatan ekonomi daerah. Semoga kami dapat menjalankan amanah ini dengan baik,” ucap mantan Kapolda Jawa Tengah itu.
Dukungan yang tidak langsung ini memicu berbagai spekulasi, apakah Jokowi benar-benar ingin menunjukkan pengaruhnya tanpa harus mengikuti arus utama partainya sendiri, PDIP. Langkah Jokowi ini diyakini oleh beberapa pengamat sebagai upaya untuk membangun jaringan dukungan yang kuat dan menempatkan pengaruhnya di Jawa Tengah sebagai penentu dalam politik nasional.
Dalam menghadapi situasi ini, Bawaslu dihadapkan pada tantangan besar untuk memastikan netralitas seluruh proses, mengingat intensitas politik yang mulai merambah hingga ke dalam pemerintahan dan lembaga negara lainnya.