Tanjungtv.com – Pertarungan politik di Kabupaten Lombok Utara semakin memanas seiring dengan digelarnya debat publik yang mempertemukan ketiga pasangan calon (paslon). Segmen tanya jawab antar paslon menjadi momen yang paling dinantikan karena penuh dengan adu argumen tajam dan upaya saling menangkis ide lawan.
Paslon nomor urut 2, Danny Karter Febrianto Ridawan-Zaki Abdillah, dengan tegas mengutarakan komitmennya untuk memprioritaskan sektor pendidikan jika terpilih sebagai bupati dan wakil bupati. Mereka berjanji membangun iklim pendidikan yang kokoh dan memadai untuk generasi masa depan Kabupaten Lombok Utara. Namun, Danny menyatakan ketidaksetujuannya terhadap cita-cita paslon nomor urut 1, Najmul Ahyar-Kusmalahadi, yang berencana mendirikan perguruan tinggi di KLU.
“Dalam kurun waktu lima tahun, apakah mungkin membangun perguruan tinggi di KLU? Kami menanyakan hal ini bukan untuk mencari kesalahan, melainkan untuk membangun diskusi yang produktif, menggali gagasan, dan mencerdaskan masyarakat tentang visi-misi yang realistis,” ujar Danny dalam sesi tersebut. Menurut Danny, pendidikan harus dipandang secara menyeluruh, tidak hanya dalam aspek tertentu. Dia menekankan bahwa fokus mereka adalah penguatan pendidikan dasar dan menengah, yang meliputi pendidikan anak usia dini, pendampingan orang tua, peningkatan infrastruktur, serta pengembangan kompetensi guru.
Calon Wakil Bupati Zaki Abdillah menambahkan, pengelolaan perguruan tinggi bukan merupakan kewenangan pemerintah kabupaten, sehingga perlu dipertanyakan pola dan urgensi dari upaya pendirian pendidikan tinggi tersebut. “Bagaimana model pengelolaannya? Apa urgensinya?” tanya Zaki dengan tegas.
Merespons pertanyaan itu, Calon Wakil Bupati nomor urut 1, Kusmalahadi, menjelaskan bahwa pemerintah daerah memiliki kapasitas untuk menginisiasi pendirian perguruan tinggi melalui kerjasama, yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri). “Dengan adanya payung hukum ini, kita bisa mengupayakan bentuk kerjasama yang akan menguntungkan pendidikan di KLU,” kata Kusmalahadi. Dia juga menambahkan bahwa keberadaan perguruan tinggi akan berdampak positif, seperti meningkatkan rata-rata lama sekolah dan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
Sementara itu, Calon Bupati nomor urut 3, Muchsin Efendi, mengakui pentingnya peningkatan sektor pendidikan. Menurutnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di KLU saat ini adalah yang terendah di NTB. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran juga menjadi masalah serius yang perlu diselesaikan. “Perlu ada keadilan, pemerataan, kerjasama, dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan pendidikan,” tegas Muchsin.
Muchsin menutup pernyataannya dengan menawarkan pendekatan baru yang menitikberatkan pada partisipasi masyarakat. “Kami ingin membangun pondasi yang berkeadilan, yang didasarkan pada pemerataan dan kerjasama masyarakat. Sudut pandang kita harus berubah untuk menghadapi masalah ini secara lebih inklusif,” pungkasnya.
Debat semakin seru ketika para paslon saling melontarkan argumen lanjutan. Masing-masing kandidat berupaya menegaskan keunggulan visi mereka, sementara moderator berjuang menjaga jalannya diskusi tetap terkendali dan produktif.