Tanjungtv.com, 26 November 2024 – Praktik serangan fajar menjelang Pilkada Serentak 2024 menjadi perhatian serius. Serangan ini tidak hanya mencederai demokrasi, tetapi juga merusak moral masyarakat. Muslim, seorang tokoh masyarakat NTB, menegaskan bahwa serangan fajar merupakan tindakan curang dan haram menurut hukum Islam. “Itu mencuri start, melanggar aturan, dan merusak tatanan demokrasi kita. Saya berharap masyarakat menjauhi praktik seperti ini,” tegasnya.
Menurut Muslim, politik uang sering menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah. Uang tunai diberikan untuk memengaruhi pilihan politik mereka. Cara ini tidak hanya melanggengkan korupsi politik, tetapi juga menciptakan pemimpin yang tak kompeten. “Masyarakat harus sadar bahwa menerima uang itu berarti mendukung calon yang mungkin tidak akan memenuhi janji-janjinya,” tambah Muslim.
Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) NTB, Ni Putu Virgi Eka Ayu Rasta, menyoroti peran penting generasi Z dalam melawan praktik ini. Generasi Z, yang mendominasi daftar pemilih tetap (DPT) dengan 961.419 jiwa, dinilai lebih kritis dan tidak mudah dibeli. “Akses informasi yang mudah membuat mereka lebih paham tentang calon yang akan dipilih. Namun, tantangannya adalah intervensi dari keluarga atau lingkungan yang berpengaruh pada pilihan mereka,” kata Virgi.
Meski demikian, apatisme politik di kalangan generasi muda menjadi tantangan lain. Sebagian generasi Z masih enggan datang ke TPS. “Mereka harus menyadari bahwa suara mereka adalah kunci perubahan. Jika mereka tidak memilih, maka mereka menyerahkan masa depan kepada pihak yang mungkin tidak sesuai dengan harapan mereka,” imbuh Virgi.
Muslim mengimbau masyarakat NTB untuk menjaga kondusivitas selama pesta demokrasi berlangsung. “Perbedaan pilihan adalah hal yang biasa. Jangan sampai itu menjadi sumber konflik,” ujarnya. Ia juga meminta masyarakat menggunakan hak pilih dengan bijak dan sesuai hati nurani.
Dengan komposisi pemilih generasi Z yang signifikan, peran mereka sangat menentukan arah demokrasi di NTB. Jika generasi muda dapat melawan intervensi dan apatisme, masa depan demokrasi Indonesia akan lebih cerah. “Mari kita sama-sama memilih pemimpin terbaik tanpa terpengaruh oleh serangan fajar atau intervensi lainnya,” pungkas Muslim.
Lawan politik uang, tegakkan demokrasi bersih!