Tanjungtv.com – Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai tuan rumah bersama PON XXII tahun 2028, memiliki keistimewaan untuk menambahkan empat cabang olahraga (cabor) dalam multievent olahraga nasional tersebut. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat bersama perwakilan KONI provinsi yang digelar di Batam akhir pekan lalu.
“Konsep dari KONI Pusat memang memberikan hak istimewa kepada tuan rumah. Artinya, NTB dan NTT bisa memilih masing-masing dua cabor untuk dimasukkan dalam daftar resmi pertandingan,” ujar Wakil Ketua KONI NTB, Suhaimi, kemarin (1/12).
Jumlah Cabor Bertambah Jadi 42
Dalam rakornas tersebut, Suhaimi mengungkapkan bahwa KONI Pusat telah menyusun konsep awal dengan memasukkan 42 cabor yang akan dipertandingkan. Jumlah ini meningkat dibandingkan PON sebelumnya yang hanya mempertandingkan 40 cabor. “Dari 42 cabor itu, 32 adalah cabor olimpiade, tiga merupakan cabor Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), delapan cabor SEA Games, dan empat merupakan cabor privilege tuan rumah,” jelasnya.
Cabor-cabor yang sudah masuk dalam konsep awal meliputi akuatik, panahan, atletik, bulutangkis, basket, tinju, dayung, balap sepeda, berkuda, anggar, sepak bola, golf, senam, bola tangan, hoki lapangan, judo, modern pentathlon, rugby, layar, menembak, tenis meja, taekwondo, tenis lapangan, triathlon, voli, angkat besi, gulat, baseball/softball, panjat tebing, skateboard, selancar ombak, pencak silat, karate, wushu, fin swimming, sepak takraw, e-sport, kickboxing, soft tennis, ski air, boling, dan cricket.
“Namun, cabor privilege tuan rumah masih akan diputuskan lebih lanjut. Timeline pelaksanaan PON sendiri direncanakan pada September hingga Oktober 2028,” tambah Suhaimi.
Sorotan Pada Kesiapan Venue
Selain penambahan cabor, ketersediaan venue pertandingan menjadi fokus utama pembahasan dalam rakornas. KONI Pusat meminta tuan rumah untuk memprioritaskan renovasi dan rehabilitasi venue yang sudah ada dibandingkan membangun venue baru. Hal ini didasarkan pada evaluasi PON 2024 yang menjadi pelajaran penting bagi NTB dan NTT.
“Evaluasi dari PON sebelumnya menunjukkan pentingnya pengelolaan venue yang efektif. Ini akan menjadi perhatian utama bagi NTB dan NTT untuk memastikan kesiapan venue sesuai standar,” kata Suhaimi.
Momentum Bagi NTB dan NTT
Dengan status sebagai tuan rumah, NTB dan NTT diharapkan tidak hanya mampu menyelenggarakan PON dengan sukses, tetapi juga memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan potensi daerahnya. “Hak istimewa memilih empat cabor tambahan adalah peluang emas bagi kami untuk memperkenalkan olahraga lokal atau yang relevan dengan karakteristik budaya dan geografi NTB dan NTT,” ujarnya.
Cabor Lokal Jadi Pilihan?
Meski belum diputuskan, beberapa pihak mendukung ide memasukkan cabor lokal seperti pacuan kuda tradisional atau cabang yang memiliki potensi besar di wilayah Nusa Tenggara. “Kami sedang mengkaji cabor yang bisa meningkatkan daya tarik PON sekaligus mencerminkan kekayaan budaya NTB dan NTT,” ungkapnya.
Harapan Besar untuk PON XXII
Sebagai tuan rumah bersama, NTB dan NTT membawa harapan besar untuk mencetak sejarah baru dalam pelaksanaan PON. Selain sukses penyelenggaraan, keberhasilan dalam penyediaan venue dan pemilihan cabor tambahan diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan olahraga di Indonesia bagian timur.
“PON XXII adalah kesempatan besar untuk menunjukkan keunggulan NTB dan NTT, tidak hanya sebagai tuan rumah yang baik tetapi juga sebagai pusat pengembangan olahraga di Indonesia,” pungkas Suhaimi.