Tanjungtv.com – seorang pria paruh baya bernama Jaharudin, yang akrab disapa Ang, telah mengubah pekarangan rumahnya menjadi tambang emas hijau. Berkat kecintaannya terhadap aktivitas bercocok tanam, Jaharudin kini dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di bidang jual beli bibit tanaman buah. Dengan pendapatan mencapai puluhan juta rupiah setiap bulan, ia menjadi inspirasi bagi banyak warga di sekitarnya.
Pekarangan rumah Jaharudin bukanlah sekadar tempat untuk menanam pohon. Dengan konsep terpadu, ia mengintegrasikan berbagai jenis tanaman buah-buahan, sayuran, hingga ternak, guna memastikan ketersediaan bahan pangan secara berkelanjutan. “Setidaknya ada empat konsep yang bisa diterapkan dalam pemanfaatan pekarangan: warung hidup, apotek hidup, lumbung hidup, dan sumber pendapatan keluarga,” ujarnya penuh semangat.
Untuk memaksimalkan hasil, Jaharudin selalu memperhatikan pemilihan komoditas yang ditanamnya. Ia memilih tanaman buah yang tidak hanya sesuai dengan kebutuhan keluarga, tetapi juga memiliki nilai pasar tinggi. Beberapa komoditas andalannya meliputi durian, anggur, alpukat, manggis, dan kelengkeng. Semua bibit ini dijual dengan harga variatif, mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 1,5 juta per bibit, tergantung pada kualitas dan ukuran.
Pendapatan Puluhan Juta dari Skala Besar
Berkat kualitas bibitnya yang unggul, Jaharudin sering menerima pembelian dalam skala besar. “Ada konsumen yang membeli hingga Rp 40 juta lebih dalam sekali transaksi,” ungkapnya. Selama musim hujan, permintaan melonjak tajam karena banyak orang mulai menanam untuk memperkuat ekosistem pekarangan mereka. Dalam setahun, ratusan bibit berhasil terjual, membawa keuntungan signifikan bagi usahanya.
Durian menjadi salah satu komoditas unggulan Jaharudin. Bibit durian dengan tinggi 2,5 meter, misalnya, dijual seharga Rp 1-1,5 juta per batang. Sementara itu, bibit manggis dua cabang dijual Rp 150 ribu per bibit, dan bibit kelengkeng dihargai Rp 45-75 ribu. “Tanaman-tanaman ini memang banyak dicari, baik oleh pembeli lokal maupun dari luar Lombok Utara,” jelasnya.
Komitmen Sosial untuk Konservasi
Meskipun fokusnya adalah bisnis, Jaharudin tidak melupakan tanggung jawab sosialnya. Ia secara rutin menyumbangkan bibit tanaman konservasi untuk mendukung penyelamatan sumber mata air di kawasan Hutan Adat Baru Murmas, Buani, dan Tegalmaja. “Kalau untuk penyelamatan lingkungan, saya selalu berikan gratis,” katanya sambil menunjukkan beberapa bibit yang siap didistribusikan.
Pesan untuk Generasi Muda
Kesuksesan Jaharudin tidak hanya berasal dari kerja keras, tetapi juga pemanfaatan pekarangan secara optimal. Ia mengajak generasi muda untuk mulai memanfaatkan lahan yang dimiliki, sekecil apa pun ukurannya. “Kunci utamanya adalah menanam tanaman yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan pasar,” sarannya.
Jaharudin berharap, keberhasilannya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk memulai usaha serupa. “Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, pekarangan rumah bisa menjadi sumber pendapatan yang sangat menguntungkan,” tutupnya dengan senyum.