Tanjungtv.com – Siapa sangka, ruang kelas yang biasanya dianggap tempat formal belajar, bisa disulap jadi area kreatifitas dan kenyamanan oleh tangan-tangan kecil siswa Sekolah Dasar (SD) Filial Semokan Ruak, Lombok Utara? Apa yang terjadi di sekolah ini adalah bukti nyata kalau anak-anak memiliki suara penting tentang tempat mereka belajar, dan kita semua bisa belajar dari mereka.
Dalam sebuah program inovatif yang digagas oleh tim desain dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (ITB), ruang kelas bukan lagi hanya soal papan tulis dan kursi kayu yang kaku. Dipimpin oleh Kukuh Rizki Satriaji, bersama para dosen dan mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), proyek ini membawa angin segar ke dunia pendidikan.
“Kita sering lupa, ruang kelas adalah rumah kedua bagi murid. Bagaimana kalau mereka diberi kesempatan mendesain rumah mereka sendiri?” ujar Kukuh Rizki Satriaji dengan semangat.
Dari Modul Miniatur ke Ruang Kelas Impian
Program ini melibatkan 40 siswa kelas 4-6 yang ditantang untuk merakit modul miniatur meja dan kursi sekolah lengkap dengan aksesori unik. Tidak ada lagi batasan “formalitas” seperti yang biasanya ditemukan di ruang kelas. Anak-anak bebas menambahkan benda-benda personal seperti akuarium, pot bunga, bola, hingga lampu belajar.
Hasilnya? Ada kelompok yang memilih suasana minimalis dengan hanya menambahkan satu-dua benda fungsional seperti botol minum atau mug. Ada pula yang mengubah meja mereka menjadi sudut kreatif dengan akuarium kecil atau tanaman hias.
“Serasa kelas ini jadi ruang tamu rumah kami sendiri,” ujar seorang murid sambil tertawa.
Guru, Dengar Suara Mereka!
Menariknya, proyek ini bukan hanya tentang kreativitas anak-anak, tetapi juga menjadi “kaca pembesar” bagi para guru untuk memahami kebutuhan murid.
“Guru bisa mengamati apa yang sebenarnya diinginkan anak-anak untuk membuat kelas lebih nyaman. Kalau perlu, desain kelas bisa diubah berkala agar mereka tidak bosan,” kata Kukuh.
Hasilnya? Tidak ada satu pun meja atau kursi yang sama. Setiap kelompok menciptakan ruang belajar yang mencerminkan kepribadian mereka.
“Ini seperti membaca isi hati mereka melalui benda-benda yang mereka pilih,” sambung Kukuh.
Belajar Bisa Jadi Menyenangkan
Bagi sebagian besar siswa, ini adalah pengalaman pertama mereka memegang kendali penuh atas ruang belajar mereka. Tanpa disadari, mereka belajar tentang teamwork, berpikir kreatif, dan mengambil keputusan.
“Kami tidak merasa sedang belajar, ini seperti bermain tapi seru banget,” ujar salah satu murid kelas 6 dengan mata berbinar.
Apakah Ini Bisa Jadi Tren Baru?
Proyek ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak melulu soal materi pelajaran, tetapi juga bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosi dan kreativitas anak. Jika lebih banyak sekolah menerapkan ide serupa, ruang kelas di seluruh Indonesia mungkin akan lebih terasa “hidup.”
“Kami ingin kegiatan ini membuka mata banyak orang, bahwa anak-anak punya hak untuk merasa nyaman dan bahagia di tempat mereka belajar,” pungkas Kukuh.
Dampak Lebih Besar
Program ini adalah bagian dari Pengabdian Masyarakat DRPM ITB 2024 di bidang pendidikan dasar, dengan dukungan kolaboratif dari Desain Produk ISI Yogyakarta dan komunitas kreatif karasa.bdg. Keberhasilan program ini di Lombok Utara menunjukkan potensi besar untuk diterapkan di sekolah-sekolah lain di seluruh Indonesia.
Jadi, apakah Anda siap untuk menjadikan ruang kelas sebagai ruang inspirasi berikutnya? Atau mungkin ruang kelas Anda malah bisa jadi viral seperti ini?