Tanjungtv.com – Nasib Mawardi (44), warga Dusun Panggung Timur, Desa Selengen, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, sungguh malang. Rumahnya yang menjadi tempat berlindung bersama keluarga hancur tak bersisa setelah sebuah pohon besar tumbang menimpa atap pada Rabu (11/12). Untungnya, Mawardi, istrinya, dan anak-anaknya selamat karena sedang tidak berada di dalam rumah saat kejadian.
“Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ujar Kapolsek Kayangan, Iptu Dwi Maulana Kurnia Amin, saat dikonfirmasi Kamis (19/12). Tapi, meski nyawa terselamatkan, kini Mawardi dan keluarganya harus rela menjadi pengungsi di rumah kerabat. “Kami tidak tahu kapan bisa kembali punya tempat tinggal,” ucap Mawardi lirih sambil menatap rumahnya yang kini rata dengan tanah.
Hujan Lebat dan Angin Kencang: Kombinasi Mematikan
Hujan lebat disertai angin kencang beberapa hari terakhir memang menjadi musuh utama warga Lombok Utara. Fenomena cuaca ekstrem ini tidak hanya membuat Mawardi kehilangan tempat tinggal, tetapi juga menjadi pengingat bagi warga lainnya untuk waspada terhadap bencana serupa.
“Pohon tumbang ini disebabkan oleh cuaca buruk yang terus melanda daerah kami,” ungkap Kapolsek Maulana. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat oleh tim gabungan, termasuk Damkar Kecamatan Kayangan, Dinas Lingkungan Hidup, hingga PUPRPKP. Mereka berjibaku memotong batang pohon dengan chainsaw demi memastikan akses kembali aman.
Bantuan, Mana Bantuan?
Kerugian material yang dialami Mawardi cukup besar, dan ia berharap ada uluran tangan dari pemerintah daerah untuk membantu membangun kembali rumahnya. “Kami hanya bisa pasrah dan menunggu, semoga ada bantuan segera,” katanya dengan nada penuh harap.
Namun, apa yang dihadapi Mawardi mungkin hanya puncak gunung es dari potensi bencana di Lombok Utara. Kepala BPBD KLU, Putradi, mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem ini masih akan berlanjut hingga awal tahun depan. “Fenomena meteorologi ini memicu berbagai jenis bencana seperti banjir, pohon tumbang, hingga tanah longsor,” katanya.
Kewaspadaan 24 Jam Nonstop
BPBD KLU tidak tinggal diam. Tim Reaksi Cepat (TRC) telah disiagakan selama 24 jam penuh untuk merespons berbagai laporan bencana. “Kami sudah siapkan peralatan seperti chainsaw, alat berat, hingga armada untuk mendukung evakuasi,” jelas Putradi. Kolaborasi dengan berbagai instansi seperti Damkar, Dinas Lingkungan Hidup, dan PUPRPKP juga terus diperkuat.
Namun, semua upaya pemerintah ini tidak akan maksimal tanpa kesadaran warga. Masyarakat diminta untuk memangkas pohon yang rawan tumbang dan segera melapor jika melihat tanda-tanda bahaya.
Dusun Panggung Timur: Potret Risiko di Tengah Alam
Kejadian di rumah Mawardi menjadi alarm keras bagi Dusun Panggung Timur dan wilayah lainnya di Kayangan. Tinggal di daerah yang dikelilingi pepohonan besar memang memberikan keteduhan, tetapi di saat cuaca ekstrem, keteduhan itu bisa berubah menjadi ancaman mematikan.
Pesan untuk Warga Lombok Utara
“Kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan saling bantu di tengah situasi ini,” kata Putradi. Bukan hanya pemerintah yang harus bergerak, tetapi warga juga harus lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Jangan menunggu sampai tragedi seperti yang dialami Mawardi terjadi di rumah Anda.
Karena, di balik angin kencang dan hujan lebat, selalu ada kisah yang tak terduga. Dan kali ini, kisah itu adalah tentang Mawardi, seorang kepala keluarga yang kini berjuang mencari atap baru untuk keluarganya. Akankah harapan Mawardi dijawab? Atau akan terus menunggu di tengah ketidakpastian?