Tanjungtv.com_ Pilkada Kabupaten Lombok Utara (KLU) tahun 2024 baru saja melewati salah satu momen terpenting, yaitu pencabutan nomor urut calon Bupati dan Wakil Bupati yang berlangsung pada Senin malam (23/09). Namun, bukan hanya nomor urut yang menjadi sorotan malam itu, melainkan juga momen kehangatan antar calon yang saling berpelukan dan menunjukkan sikap penuh persahabatan, sebuah hal yang jarang terlihat dalam kontestasi politik.
Pada acara yang dihelat Komisi Pemilihan Umum (KPU) KLU, pasangan calon Bupati Danny Karter Febrianto R dan Wakil Bupati TGH Dr. Zaki Abdillah (DZ) mendapatkan nomor urut 2. Pasangan TGH Dr. Najmul Akhyar dan Kusmalahadi Syamsuri (NK) memperoleh nomor urut 1, sementara Dr Muchsin Muchtar Ependi dan H. Junaidi Arif (MJA) mendapatkan nomor urut 3. Ketua KPU KLU, Nizamudin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pengundian nomor urut ini dilakukan berdasarkan peraturan KPU No. 8 tahun 2024 yang diubah menjadi peraturan KPU No. 10 tahun 2024.
Namun, di luar teknis dan formalisme acara, ada pemandangan yang menyentuh hati banyak orang, termasuk warga Lombok Utara yang menyaksikan langsung momen tersebut maupun lewat grup media sosial. Momen ini dibagikan oleh seorang warga Lombok Utara, Medo, di sebuah grup WhatsApp lokal. Dia mengungkapkan rasa haru saat melihat para calon saling berpelukan dan bertegur sapa. Dalam unggahannya, Medo menulis, “Kenapa harus membuat narasi yang membuat para pendukung saling melemahkan? Bukankah para calon saling berpelukan, saling sapa, dan saling rangkul? Mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan untuk menentukan pilihan tanpa harus melemahkan calon lain.”
Pesan damai ini mendapat sambutan hangat dari para anggota grup yang turut mengingatkan pentingnya menjaga kedamaian dan saling menghargai dalam kontestasi politik. “Saya yakin kawan-kawan di grup ini adalah masyarakat KLU yang menjunjung tinggi nilai-nilai mempolong merenten,” tulis Medo, merujuk pada nilai budaya lokal yang menekankan pentingnya gotong royong dan persatuan.
Ketua KPU KLU, Nizamudin, pun mengaku sangat tersentuh oleh sikap para calon yang mencerminkan ketulusan dan semangat menjaga kedamaian. “Saya sangat terharu melihat semua calon di Lombok Utara saling berpelukan. Ternyata, apa yang kita lihat dan dengar di media tidak sepanas itu kondisi politik di KLU,” ujarnya. Momen ini, menurut Nizam, menjadi bukti bahwa politik tidak selalu harus penuh ketegangan dan konflik.
Harapan besar muncul dari acara ini, tidak hanya dari KPU tetapi juga dari masyarakat Lombok Utara. Nizamudin berharap bahwa seluruh proses Pilkada di KLU akan berjalan dengan aman, damai, dan “mbel bao” — istilah lokal yang menggambarkan suasana yang tenteram, jujur, dan adil. Tegline yang diusung KPU KLU ini, menurutnya, menjadi dasar utama dalam menjalankan setiap tahapan Pilkada.
Acara pencabutan nomor urut ini menjadi contoh nyata bahwa perbedaan pilihan politik bukanlah alasan untuk memecah belah masyarakat. Justru, momen kebersamaan yang diperlihatkan oleh para calon menjadi inspirasi bagi para pendukung untuk tetap menjaga perdamaian dan menghormati satu sama lain.
Sebagai masyarakat KLU, Medo mengingatkan agar warga tidak terprovokasi oleh isu-isu negatif yang seringkali beredar di media sosial. “Kita semua harus menjadi agen perubahan untuk pemilihan yang damai, tanpa saling melemahkan satu sama lain,” serunya, dengan penuh optimisme.
Pilkada Lombok Utara tahun 2024 bukan hanya sekedar ajang politik untuk memilih pemimpin daerah, namun juga merupakan ujian bagi masyarakatnya dalam mempertahankan persatuan dan kedamaian. Semangat saling berpelukan dan kebersamaan yang ditunjukkan oleh para calon menjadi sinyal kuat bahwa Pilkada KLU dapat berjalan di atas dasar keharmonisan, sesuai dengan nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh masyarakat setempat.
Ini adalah momen yang patut diapresiasi, di mana politik tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga soal membangun kebersamaan untuk masa depan yang lebih baik. Semoga ini menjadi awal dari proses Pilkada yang damai, jujur, dan adil di Lombok Utara.(nan)