Tanjungtv.com – Tiga pasangan calon gubernur (Cagub) dan calon wakil gubernur (Cawagub) NTB mengawali kontestasi politik dengan keyakinan dan makna mendalam di balik nomor urut yang mereka peroleh dalam pengundian nomor yang digelar oleh KPU NTB pada Senin malam, 22 September. Dalam momen tersebut, nomor urut tidak hanya menjadi penanda teknis, namun lebih dari itu, menjadi simbol harapan, strategi, dan visi besar mereka untuk masa depan NTB.
Pasangan Sitti Rohmi Djalillah dan HW Musyafirin (Rohmi-Firin) yang mendapat nomor urut 1 menyampaikan pandangan bahwa nomor ini adalah lambang dari kemenangan yang pasti. Bagi Rohmi, makna nomor 1 bukan sekadar angka. “Berapapun jumlah pasangan yang ikut dalam Pilgub, pemenangnya tetap hanya satu, dan Insya Allah, kami akan jadi nomor satu di hati masyarakat NTB,” ungkap mantan Wakil Gubernur NTB ini dengan penuh optimisme. Rohmi menegaskan bahwa nomor urut 1 adalah lambang dari kesatuan visi untuk membawa NTB menjadi provinsi yang lebih maju.
Lebih lanjut, Rohmi menggarisbawahi pentingnya kontestasi yang sehat dalam Pilgub. Ia berharap agar Pilgub NTB lebih banyak diwarnai dengan pertarungan gagasan, ide, dan program yang membangun, alih-alih perseteruan yang merusak. “Biarlah masyarakat yang menilai siapa pasangan terbaik, yang pantas memimpin NTB untuk lima tahun ke depan,” tuturnya. Visi besar pasangan Rohmi-Firin adalah menciptakan NTB yang maju, dengan ekonomi yang kuat dan sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif. “Semoga masyarakat NTB menerima visi dan misi kami untuk NTB yang berdaya saing,” tutup Rohmi dengan penuh harapan.
Di sisi lain, pasangan Zulkieflimansyah dan HM Suhaili FT (Zul-Uhel), yang memperoleh nomor urut 2, mengartikannya sebagai simbol keberlanjutan. Bagi Bang Zul, sapaan akrab Zulkieflimansyah, nomor ini mengisyaratkan periode kedua dirinya sebagai gubernur NTB. “Nomor urut berapapun tak masalah bagi kami. Yang penting adalah kontestasi ini tetap berlangsung damai dan harmonis di antara semua pendukung,” tegasnya.
Bagi Zul-Uhel, Pilgub bukan sekadar ajang politik, melainkan perwujudan dari kedamaian dan keharmonisan di tengah masyarakat. “Boleh kita berkompetisi, tapi jangan sampai ada yang saling menyakiti,” pesan Bang Zul. Sementara itu, HM Suhaili, yang akrab disapa Abah Uhel, mengungkapkan bahwa nomor 2 adalah simbol dua sosok gentleman, di mana pasangan ini terdiri dari dua laki-laki yang tegas dan siap memimpin. “Angka 2 ini mewakili kami sebagai dua laki-laki yang siap mengawal NTB dengan jiwa yang berani dan hati yang lembut,” ucapnya dengan senyuman.
Pasangan ketiga, Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Dhamayanti Putri (Iqbal-Dinda), yang mendapat nomor urut 3, menafsirkan angka ini sebagai lambang perjuangan dan keyakinan yang dalam. Menurut Iqbal, angka 3 mengingatkan mereka pada visi besar Trisakti Bung Karno—berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. “Angka ini adalah simbol kekuatan dari Tri Sakti yang kami jadikan pedoman dalam menyusun visi misi kami,” jelas Iqbal. Baginya, nomor 3 bukan hanya angka, tetapi merupakan simbol dari cita-cita untuk membawa NTB menjadi provinsi yang berdaulat, mandiri, dan berkarakter.
Dengan keyakinan tinggi, Iqbal menyatakan bahwa nomor urut 3 ini menjadi tanda-tanda alam bagi kemenangan mereka. “Angka ini adalah dejavu, pengingat bahwa perjuangan kami adalah untuk membawa NTB ke arah yang lebih baik dan lebih maju,” lanjutnya dengan penuh semangat. Pasangan Iqbal-Dinda berjanji akan menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat NTB melalui program-program yang berfokus pada penguatan ekonomi, kemandirian, dan peningkatan kualitas hidup.
Pilgub NTB kali ini tidak hanya menjadi ajang adu kekuatan politik, tetapi juga medan pertempuran gagasan, harapan, dan visi besar dari para calon pemimpin yang memiliki pandangan unik terhadap nomor urut mereka. Setiap pasangan membawa semangat yang berbeda, tetapi satu tujuan yang sama: kemajuan NTB. Kini, masyarakat NTB menanti siapa yang akan memenangkan hati dan suara rakyat untuk memimpin provinsi ini menuju masa depan yang lebih baik.