Tanjungtv.com – Bayan shubuh yang disampaikan oleh Haji Tanthowi Jauhari Hafizhohullah Ta’ala memberikan kesan mendalam tentang ketergantungan manusia sepenuhnya kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Dalam setiap gerak dan langkah, beliau menekankan bahwa kita hanya menjalankan peran sebagai hamba, sementara segala sesuatu adalah atas kehendak Allah. Berikut adalah poin-poin penting yang dapat dipetik dari bayan tersebut:
Ketundukan Penuh pada Kehendak Allah: “Bukan kita yang duduk, tapi Allah yang mendudukkan kita
Perjalanan Kehidupan yang Dipandu Ilahi: “Bukan kita yang berjalan, tapi Allah yang menjalankan kita”
Haji Tanthowi mengingatkan bahwa manusia tidak berkuasa atas hidupnya. Apa pun posisi atau keadaan kita, semuanya adalah atas ketentuan Allah. Kita hanya menjalani peran yang sudah ditetapkan. Seperti halnya seseorang yang duduk di kursi kehormatan, bukan karena kehebatannya, melainkan karena Allah yang menghendakinya.
Dalam perjalanan hidup, sering kali kita merasa bahwa kita yang membuat pilihan dan menentukan arah. Namun, kenyataannya Allah-lah yang menuntun setiap langkah kita. Baik itu kesuksesan atau kegagalan, semuanya telah diatur oleh-Nya. Haji Tanthowi mengingatkan agar kita senantiasa berpegang pada panduan Ilahi dalam menjalani kehidupan.
Kepahaman Adalah Anugerah: “Bukan kita yang paham, tapi Allah yang memahamkan kita
Kepahaman bukanlah hasil usaha semata. Haji Tanthowi menekankan bahwa setiap ilmu dan kebijaksanaan yang kita peroleh adalah karunia dari Allah. Maka, sikap tawadhu’ dan rendah hati harus senantiasa menghiasi orang berilmu karena Allah yang memberikan pemahaman itu.
Keharuman Sunnah: “Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam itu wangi, selain Sunnah itu busuk
Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam adalah petunjuk yang tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga keharuman dalam kehidupan seseorang. Sebaliknya, segala hal yang menyimpang dari Sunnah membawa keburukan dan kehancuran. Haji Tanthowi mengajak setiap umat untuk senantiasa berpegang pada Sunnah agar hidup mereka dihiasi oleh keindahan ajaran Nabi.
Sunnah Adalah Hidayah, Selainnya Adalah Kesesatan: “Sunnah Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam itu petunjuk (hidayah), selain Sunnah itu kesesatan
Dalam pesannya, beliau mengingatkan bahwa Sunnah bukan hanya sebuah kebiasaan, melainkan jalan hidayah. Berpegang teguh pada Sunnah berarti berjalan di atas jalan kebenaran, sedangkan meninggalkannya adalah jalan menuju kesesatan. Kesuksesan di dunia dan akhirat bergantung pada sejauh mana kita mengikuti Sunnah.
Ujian Para Pendahulu: “Orang-orang terdahulu juga diuji dengan ujian yang besar-besar, sampai mereka berkata, ‘mata Nashrullah (dimana pertolongan Allah itu)?’”
Haji Tanthowi mengingatkan bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan, bahkan bagi orang-orang terdahulu yang lebih dekat dengan Allah dan Rasul-Nya. Ujian besar mereka hadapi hingga mereka mempertanyakan kapan pertolongan Allah akan tiba. Ini mengajarkan kepada kita untuk bersabar dan yakin bahwa pertolongan Allah pasti datang.
Pertanyaan Tentang Kebenaran Keberadaan Allah: “Seseorang berkata kepada Kiyai, ‘Saya cuma sendiri di muhalah dan Halaqoh saya’, Kiyai jawab, ‘Allah dimana?’”
Dalam keadaan sepi dan sendirian dalam ibadah atau dakwah, seseorang mungkin merasa sendiri. Namun, Haji Tanthowi mengingatkan bahwa Allah selalu hadir. Jangan pernah merasa ditinggalkan, karena Allah-lah yang sesungguhnya mendampingi setiap langkah kita.
Pertolongan Allah Dalam Kesederhanaan: “Yang tolong Nabi Agung Sayyidina Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam dan sahabat dekatnya Sayyidina Abu Bakar di gua, bukan malaikat besar, tapi laba-laba
Kisah yang disampaikan Haji Tanthowi tentang hijrah Nabi mengingatkan kita bahwa Allah bisa memberikan pertolongan dari arah yang tak terduga. Bukan dari kekuatan besar, tapi dari makhluk yang kecil, seperti laba-laba. Ini menunjukkan betapa lemahnya tipu daya musuh-musuh Allah di hadapan kekuasaan-Nya.
Perbedaan Penanggung Jawab dan Tanggung Jawab dalam Dakwah
Dalam dakwah, sering kali muncul istilah penanggung jawab. Namun, Haji Tanthowi menjelaskan bahwa yang lebih penting adalah kesadaran akan tanggung jawab itu sendiri. Setiap individu memiliki tanggung jawab dalam menyampaikan kebenaran, terlepas dari posisi atau jabatan yang diemban.
Safar Sebagai Pemacu Ruhani
Beliau juga menekankan pentingnya melakukan perjalanan jauh dalam dakwah. Safar ke negara-negara yang jauh bukan hanya memicu semangat dalam berdakwah, tetapi juga membangkitkan ruhani dan kedekatan dengan Allah.
Alam Semesta Adalah Amanah: “Seluruh alam adalah tanggung jawab kita
Haji Tanthowi mengajak setiap muslim untuk merasakan tanggung jawab besar terhadap seluruh alam. Dalam setiap langkah dakwah, ada beban amanah yang harus dijaga. Ketika ada tanggung jawab dakwah yang tidak tertunaikan, kita harus merasa sedih. Sebaliknya, kebahagiaan muncul ketika dakwah terlaksana, meskipun bukan dari kelompok kita sendiri.
Niat yang Kuat Mengguncang Alam Semesta
Hanya dengan niat yang sungguh-sungguh untuk menyebarkan hidayah ke seluruh alam, pengaruhnya akan dirasakan. Niat yang tulus dan penuh keyakinan bisa menjadi magnet bagi tersebarnya hidayah di muka bumi.
Tanggung Jawab Hingga Akhir Zaman: “Keturunan raja atau siapa pun, semua bertanggung jawab menjalankan dakwah ini
Terlepas dari status atau keturunan, setiap muslim memiliki tanggung jawab yang sama dalam menyebarkan dakwah hingga hari kiamat. Dengan doa yang tulus, Haji Tanthowi mengajak setiap muslim untuk memohon kepada Allah agar amal-amal mereka menjadi tambahan hidayah bagi diri sendiri dan orang lain.
Kekuatan Ilahi Yang Mengutus dan Diutus
Pesan terakhir yang disampaikan adalah tentang kekuatan yang mengutus dan kekuatan yang diutus. Dalam setiap dakwah dan perjuangan, ada kekuatan dari Allah yang menyertai. Ini mengajarkan bahwa kesuksesan dalam dakwah adalah hasil dari kekuatan Ilahi yang menggerakkan para utusan-Nya.
Pesan-pesan dalam bayan shubuh ini bukan hanya sekadar pengingat, tetapi juga panggilan untuk setiap muslim agar senantiasa bergantung kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Sunnah Nabi adalah pelita yang harus kita pegang erat, dan tanggung jawab dakwah adalah tugas kita hingga akhir zaman. (nan)