Dolar Mengalir Deras di Gili Mas, Turis Asing Serbu Kaos dan Sarung Lokal, Pedagang Raup Untung Gila-Gilaan!

banner 120x600
banner 468x60

Tanjungtv.com – Pintu kedatangan Pelabuhan Gili Mas baru saja terbuka pukul 10.00 pagi, Senin (16/12), tapi suasananya sudah seperti konser boyband Korea. Para turis langsung tumpah ruah keluar dari kapal pesiar Noordam yang membawa 1.887 penumpang mancanegara. Belanda, Amerika, Jepang, hingga Tiongkok. Beragam aksen terdengar riuh, bercampur dengan rayuan maut para pedagang lokal yang siap ‘menggoda’ dompet para turis.

Di sebelah kiri pintu kedatangan, deretan stan UMKM seperti magnet kuat. Kaos Lombok? Ada. Sarung cantik? Lengkap. Tas rajut, mutiara, suvenir, kerajinan tangan? Semua ada, tinggal pilih! Para pedagang yang tergabung dalam UMKM Kembang Gili Mas benar-benar memanfaatkan momen langka ini.

banner 325x300

“Hello Sir, look, it’s beautiful!” seru Lukman, salah satu pedagang, sembari membentangkan kaos khas Lombok dengan senyum selebar bulan purnama. Rayuan Lukman berhasil menggaet Michael Beard, turis asal Australia. Tanpa banyak cingcong, Michael merogoh kocek sebesar 14 dolar AS untuk dua kaos. Kalau dikonversi? Sekitar Rp 210 ribu. Padahal, untuk pembeli lokal, kaos yang sama cuma dibanderol Rp 50 ribu sebiji.

“Ya namanya turis, beli kaos jadi kenang-kenangan. Saya untung dua kali lipat, mereka senang. Sama-sama puas,” ujar Lukman, yang mengaku jualan hari itu lebih lancar dibanding seminggu di kampung.

Rayuan Sarung Multiguna ala Sumiati: Turis Jerman Kalah Tawar

Tidak jauh dari stan Lukman, ada Sumiati yang lihai memamerkan dagangannya: sarung khas Lombok. Sumiati tahu persis cara menaklukkan turis. Turis asal Jerman, Suzan, awalnya ogah-ogahan. Tapi Sumiati punya trik: dia membentangkan sarung, lalu memeragakan beberapa fungsinya.

“Look, it has many functions,” ujarnya semangat. Sumiati memakainya sebagai selimut ala orang kedinginan. Lalu dipakainya seperti mukena, seolah-olah siap salat. Dan trik terakhir? Sumiati berbisik dengan nada bercanda, “You can put some dollars inside.”

Suzan yang tadinya hanya menawar-nawar pun tertawa lepas. Akhirnya? Dia memborong 10 sarung sekaligus seharga 100 dolar AS atau Rp 1,5 juta. Tawa Sumiati pun pecah!

“Saya ambil untung Rp 50 ribu per sarung. Ya, alhamdulillah cukup lumayan,” ujar Sumiati yang datang jauh-jauh dari Desa Babussalam, Gerung.

Ketua UMKM: Rezeki Kapal Pesiar, Jangan Disia-siakan!

Menurut Ketua UMKM Kembang Gili Mas, Khairun, ada 19 anggota yang berjualan setiap kali kapal pesiar bersandar. Mereka datang membawa dagangan terbaiknya, meninggalkan rutinitas jualan di Pelabuhan Lembar, Senggigi, hingga Gili Trawangan.

“Kalau ada kapal pesiar, kita pindah markas ke sini. Rezekinya lumayan. Kadang turis itu royal. Selain beli, mereka juga kasih uang rupiah cuma-cuma. Mungkin mikir di negaranya rupiah nggak laku,” ujar Khairun sambil tertawa ngakak.

Royalnya Turis = Hujan Rupiah untuk UMKM

Branch Manager Pelindo Lembar, Kunto Wibisono, menyampaikan bahwa dalam bulan Desember saja sudah tiga kapal pesiar bersandar di Gili Mas. Kapal Noordam kali ini mengangkut hampir dua ribu wisatawan.

“Setiap jadwal sandar kapal, kami selalu beri informasi ke para pedagang. Supaya mereka bisa bersiap jualan produk lokal khas Lombok. Ini kesempatan emas untuk UMKM,” ujar Kunto.

Dan benar saja. Hujan dolar pun mengguyur para pedagang. Jika dihitung kasar, dalam sehari penjualan bisa mencapai jutaan rupiah hanya dari satu kapal pesiar. Untung yang tak mungkin didapat dalam sehari-hari jualan di tempat biasa.

Catatan: UMKM Kembang Gili Mas = Pahlawan Produk Lokal

Di balik hiruk pikuk perdagangan ini, satu hal yang patut diacungi jempol: UMKM Gili Mas berhasil mengangkat produk lokal khas Lombok ke pasar global, langsung ke tangan para wisatawan. Dari kaos, sarung, hingga kerajinan tangan, semua jadi bintang di mata turis.

Senyum para pedagang hari itu jelas bukan senyum biasa. Ini senyum kemenangan. Senyum rezeki yang turun dari kapal pesiar raksasa. Dan bagi para wisatawan? Barang unik, harga wajar, kenangan tak terlupakan. Win-win solution, bukan?

Gili Mas: Pelabuhan Modern, UMKM Lokal Makin Moncer!

Jadi, kapan kapal pesiar selanjutnya sandar di Gili Mas? Para pedagang sudah siap dengan jurus-jurus maut mereka. Sementara kita? Cukup berharap semakin banyak turis datang, membawa dolar mereka, dan menyebar rezeki di tanah kita.

Hidup Gili Mas, hidup UMKM lokal!

(Syahnan Sutriadi, Wartawan Senior)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *