Tanjungtv.com – Keluhan terkait mahalnya harga kamar hotel selama gelaran MotoGP Mandalika kembali mencuat. Kali ini, Dorna Sports, sebagai penyelenggara MotoGP, menyampaikan keluhan tersebut langsung kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno. Hal ini menjadi perhatian penting, baik di tingkat pemerintah provinsi maupun daerah, mengingat kenaikan harga yang signifikan selama event berlangsung berpotensi mencoreng citra pariwisata NTB, khususnya Lombok.
Sekretaris Daerah Lombok Tengah, Lalu Firman Wijaya, menegaskan bahwa meskipun kamar hotel terisi penuh selama event berlangsung, masalah kenaikan harga akomodasi masih menjadi tantangan serius yang perlu segera diatasi. “Satu sisi kamar-kamar hotel ini terisi, namun yang masih menjadi tantangan utama kita bersama adalah bagaimana penanganan harga kamar hotel agar bersahabat,” ujar Firman kepada awak media di Sirkuit Internasional Mandalika pada Minggu (29/9).
Firman juga menambahkan bahwa perhatian serius dari pemerintah daerah dan asosiasi perhotelan diperlukan untuk menjaga reputasi pariwisata Lombok. “Jangan sampai keluhan-keluhan seperti ini mencoreng citra baik pariwisata NTB,” lanjutnya. Meski begitu, Firman optimistis bahwa dengan masuknya sejumlah investor yang berencana membangun hotel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, masalah ini akan segera teratasi. “Salah satu yang akan segera beroperasi adalah hotel Jambu Luwuk, yang saat ini sedang dalam tahap konstruksi,” beber Firman.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Carlos Ezpeleta, bos Dorna Sports, saat sesi latihan bebas MotoGP Mandalika pada Jumat (27/9). Dalam pertemuan tersebut, Carlos mengeluhkan tingginya harga akomodasi di KEK Mandalika, terutama kamar hotel yang tarifnya melambung selama event berlangsung.
“Menurut mereka, harga akomodasi di sini dikelola dengan kurang baik, sehingga harganya melonjak sangat tinggi,” ungkap Sandi. Untuk mengatasi masalah tersebut, Sandiaga memberikan arahan kepada Pemprov NTB untuk segera menerbitkan aturan yang mampu menjaga harga akomodasi tetap terjangkau. “Jika tidak segera diatasi, masyarakat bisa saja memilih event lain karena keterbatasan fasilitas akomodasi,” tegas Sandi.
Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan bahwa tingginya minat masyarakat untuk menyaksikan MotoGP di Mandalika turut berkontribusi terhadap kenaikan harga akomodasi. “Animo masyarakat yang tinggi ini mendorong harga akomodasi naik tiga hingga empat kali lipat. Ke depan, hal ini perlu dipersiapkan lebih baik dengan menambah kapasitas akomodasi,” tambahnya.
Sandiaga juga berharap agar pemerintah daerah segera mengambil langkah-langkah untuk mengatur durasi tinggal kru dan pembalap MotoGP di Lombok. “Saat ini, mereka tinggal selama enam hari. Jika bisa diatur menjadi tiga hari saja, ini akan membantu mengurangi tekanan pada ketersediaan akomodasi,” pungkasnya.
Regulasi yang tepat diharapkan bisa menjaga keseimbangan antara peningkatan jumlah wisatawan dan keterjangkauan akomodasi, sehingga pariwisata Lombok tetap kompetitif dan menarik bagi penyelenggara event internasional seperti MotoGP.