Tanjungtv.com – Siapa sangka, gerobak kecil yang biasa kita temui di pinggir jalan bisa menjadi simbol revolusi ekonomi? Inilah yang coba diwujudkan oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Lombok Utara (KLU). Pada Senin (16/12), sebanyak 20 gerobak produktif diserahkan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kantor BAZNAS KLU. Penyaluran ini dihadiri oleh perwakilan Bupati Djohan Sjamsu, Kabag Kesra Alwi Agusto.
Ketua BAZNAS KLU, Sayuti, menyampaikan bahwa bantuan ini tidak hanya berupa gerobak tetapi juga dilengkapi dengan modal usaha sebesar Rp 1.500.000 per penerima. “Jadi, total bantuan senilai Rp 8.000.000 per orang. Harapannya, ini menjadi awal kebangkitan ekonomi bagi penerima manfaat,” ujar Sayuti dengan penuh optimisme.
MIMPI BESAR DI BALIK GEROBAK KECIL
Para penerima manfaat program ini bukan dipilih asal-asalan. Ada tahapan seleksi ketat untuk memastikan bahwa yang mendapatkan bantuan benar-benar memiliki niat dan tekad kuat. Sebanyak 20 penerima manfaat berasal dari empat desa: Desa Pemenang Barat dan Pemenang Timur masing-masing empat orang, serta Desa Tanjung dan Desa Gondang masing-masing enam orang. Mereka yang terpilih adalah para pedagang yang sebelumnya memiliki keterbatasan wadah dagang yang layak untuk mengembangkan usaha.
“Kriteria utamanya adalah mereka yang sudah berdagang tetapi membutuhkan fasilitas yang lebih baik untuk mengembangkan usaha,” jelas Sayuti. Bahkan, pihak BAZNAS berkomitmen untuk memberikan pendampingan berkelanjutan dan melakukan pendataan rutin terhadap perkembangan usaha mereka.
HENTAKAN PERDANA MENUJU 2025
Program bantuan gerobak ini merupakan langkah perdana BAZNAS KLU. Namun, Sayuti menegaskan bahwa ini bukan langkah terakhir. “Kami punya komitmen kuat untuk melanjutkan program ini pada 2025. Ke depan, semoga makin banyak pelaku UMKM yang terbantu,” tegasnya.
Kabag Kesra Alwi Agusto, mewakili Bupati, juga menaruh harapan besar pada program ini. “Pemerintah daerah sangat mendukung. Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan perekonomian para penerima,” ucap Alwi.
HARAPAN DI UJUNG JALAN
Gerobak-gerobak ini bukan sekadar alat dagang. Mereka adalah simbol harapan, perubahan, dan perjuangan. Bagi masyarakat Lombok Utara, langkah kecil ini bisa menjadi bola salju yang menggelinding membawa dampak besar bagi perekonomian daerah.
Program ini menunjukkan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban agama, tetapi juga alat pemberdayaan ekonomi. Jika keberhasilan ini terus berlanjut, siapa tahu, suatu hari nanti, para penerima manfaat ini akan menjadi pengusaha sukses yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
Apakah gerobak kecil ini cukup kuat untuk mengguncang perekonomian UMKM Lombok Utara? Waktu akan menjawab, tapi satu hal yang pasti: langkah kecil ini telah menyalakan harapan besar. Bravo, BAZNAS KLU!