Tanjungtv.com – Proyek pembangunan fasilitas mitigasi bencana di Dusun Gili Air, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, resmi dimulai pada 26 Agustus lalu. Proyek ini, yang berupa pembangunan talud sepanjang 145 meter, menelan anggaran sebesar Rp 6,1 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Talud ini dibangun untuk melindungi Gili Air dari ancaman abrasi yang kerap terjadi di wilayah pesisir.
Alfian Zubaer, Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Lombok Utara, menyampaikan bahwa pembangunan ini tengah berjalan sesuai jadwal, meski beberapa kendala masih menghadang. “Proyek ini diharapkan dapat selesai tepat waktu dalam jangka 150 hari kerja, terhitung sejak dimulai pada akhir Agustus. Kami optimis pekerjaan ini akan selesai dengan baik meski ada beberapa tantangan di lapangan,” ungkap Alfian dalam keterangannya.
Pembangunan talud ini merupakan langkah penting untuk mitigasi bencana, terutama untuk menghadapi ancaman abrasi yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim. Talud dibangun dengan menggunakan beton elsev dan batu bolder, yang tidak hanya akan berfungsi sebagai penahan ombak, tetapi juga membentuk badan jalan baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan wisatawan.
Optimisme Meski Dihadang Kendala
Meski progres pembangunan berjalan dengan baik, proyek ini tetap menghadapi beberapa kendala. Alfian mengungkapkan bahwa salah satu tantangan terbesar adalah arus gelombang laut yang mempengaruhi kelancaran pekerjaan. “Gelombang laut yang kuat menjadi tantangan utama, ditambah dengan pemasangan kisdam yang belum terlaksana. Alat dan bahan pun masih dalam proses mobilisasi ke lokasi,” jelasnya.
Namun demikian, optimisme tetap dipegang oleh pihak dinas dan pelaksana proyek. Dinas Pariwisata Lombok Utara telah memberikan beberapa saran untuk mempercepat proses, salah satunya adalah memprioritaskan pengerjaan kisdam terlebih dahulu agar pekerjaan berikutnya bisa lebih lancar. “Kami yakin pelaksana proyek ini cukup berpengalaman, mereka pernah membangun proyek serupa di Gili Trawangan. Kami terus mendorong agar pekerjaan bisa selesai sesuai tenggat waktu,” tambah Alfian.
Pembangunan Fasilitas Lain di Gili Air
Tidak hanya talud, proyek mitigasi bencana di Gili Air ini juga mencakup berbagai pembangunan infrastruktur lainnya. Denda Dewi Tresni Budiastuti, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Utara, menyatakan bahwa dari total DAK sebesar Rp 8,4 miliar, sebagian besar anggaran dialokasikan untuk peningkatan infrastruktur di Gili Air. “Fokus utama kami tahun ini adalah pengembangan Gili Air, termasuk pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) dan penanganan abrasi,” ungkapnya.
Penataan ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke tiga gili, yakni Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Namun, Gili Air mendapatkan porsi prioritas dalam pengembangan infrastruktur tahun ini. “Kami tidak mengabaikan Gili Trawangan dan Gili Meno, tetapi Gili Air diprioritaskan karena tantangan abrasi di sana lebih mendesak,” jelas Denda.
Mendukung Pariwisata Berkelanjutan
Proyek mitigasi bencana ini tidak hanya dimaksudkan untuk melindungi ekosistem pesisir, tetapi juga mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di Gili Air. Talud dan infrastruktur yang dibangun diharapkan dapat menjaga daya tarik wisata alam yang menjadi andalan Gili Air, sehingga wisatawan merasa lebih nyaman dan aman saat berkunjung.
Dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan, terutama setelah pandemi, proyek-proyek semacam ini dianggap sangat krusial. “Gili Air memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata, dan kami ingin memastikan bahwa fasilitas pendukungnya cukup memadai untuk menampung wisatawan yang terus meningkat,” ujar Alfian.
Pantauan dan Pengawasan Ketat
Pekerjaan pembangunan ini melibatkan pengawasan dari berbagai pihak, termasuk Inspektorat yang berperan sebagai probity auditor. Namun, kerja sama pendampingan dengan pihak kejaksaan tidak dilakukan dalam proyek ini. “Pengawasan ketat akan terus dilakukan agar proyek berjalan sesuai standar dan tepat waktu,” tegas Alfian.
Dalam beberapa bulan ke depan, masyarakat dan wisatawan di Gili Air akan mulai merasakan manfaat dari pembangunan talud dan infrastruktur lainnya. Dengan langkah mitigasi yang baik, diharapkan Gili Air dapat terus berkembang sebagai destinasi wisata unggulan di Lombok Utara, sekaligus melindungi alam dan penduduknya dari ancaman abrasi yang semakin meningkat.
Gili Air dalam Fokus Pengembangan Lombok Utara
Pengembangan Gili Air ini juga sejalan dengan rencana jangka panjang Lombok Utara untuk meningkatkan infrastruktur pariwisata di seluruh kawasan tiga gili. Dengan talud yang kokoh dan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, Gili Air diharapkan menjadi contoh destinasi wisata yang tidak hanya indah, tetapi juga ramah lingkungan dan siap menghadapi tantangan alam di masa depan.
Pembangunan yang sedang berlangsung ini akan terus dipantau, dan Dinas Pariwisata Lombok Utara berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat setempat dan wisatawan yang datang ke Gili Air.