Gili Meno di Persimpangan, Investor Korea Bidik Peluang Pengelolaan Air Bersih

banner 120x600
banner 468x60

Tanjungtv.com – Isu pengelolaan air bersih di Gili Meno kembali mencuri perhatian. Kali ini, investor asal Korea Selatan dilaporkan tengah menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (Pemda KLU) untuk mengelola air bersih di pulau kecil itu. Langkah ini mencuat di tengah kebuntuan proyek yang sebelumnya digarap oleh PT Tiara Cipta Nirwana (TCN). Perusahaan tersebut hingga kini belum mampu merealisasikan pembangunan sarana prasarana akibat terganjal izin.

Wakil Ketua II DPRD KLU, I Made Kariyase, memberikan pandangannya terkait langkah pemda yang dianggap terlalu terburu-buru mencari investor baru tanpa menyelesaikan persoalan dengan PT TCN. “Seharusnya, pemda menuntaskan dulu masalah kontrak dengan PT TCN. Jangan sampai, dengan adanya kontrak baru, masalah lama malah menumpuk,” tegas Kariyase pada Sabtu (11/1).

banner 325x300

Proyek Bermasalah, Jalan Buntu di Gili Meno
Sebagai informasi, kerja sama antara Pemda KLU dan PT TCN terjalin sejak 2018 melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Nilai investasi proyek mencapai Rp 300 miliar dengan masa konsesi 30 tahun. Sayangnya, hingga kini, pengolahan air bersih di Gili Meno masih belum berjalan sesuai rencana. Kendala utama adalah perizinan untuk pengolahan air laut menjadi air tawar dan pengeboran air tanah.

“Langkah sederhana sebenarnya bisa dilakukan, seperti mengalirkan air dari daratan atau Gili Air. Namun, persoalan izinnya juga harus segera diselesaikan,” tambah Kariyase.

Pemda Sambut Investor Baru, tapi Belum Ada Keputusan
Erwin Rahadi, Sekretaris Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPM PTSP Naker) KLU, membenarkan bahwa investor asal Korea Selatan telah menunjukkan minat serius untuk berinvestasi. “Kami baru sekali bertemu dan mendengar presentasi dari mereka. Belum ada keputusan apa-apa,” ungkapnya.

Di sisi lain, Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Amerta Dayen Gunung, Firmansyah, mengaku belum mendapat informasi resmi dari Pemda KLU terkait langkah ini. “Kami belum dipanggil untuk membahas rencana ini. Meski demikian, kami yakin pemda memiliki pertimbangan terbaik untuk daerah,” katanya.

Antara Solusi dan Konflik Baru
Di tengah penjajakan dengan investor baru, pelayanan air bersih di Gili Trawangan tetap berjalan normal. Namun, Gili Meno masih bergantung pada distribusi air dari daratan menggunakan kapal. Firmansyah menegaskan, kerja sama dengan PT TCN masih berlangsung meski tak menunjukkan kemajuan signifikan di Gili Meno.

“Apapun kebijakan yang diambil pemerintah, kami mendukung. Namun, penting untuk memastikan masalah sebelumnya tidak menjadi bom waktu di kemudian hari,” tambahnya.

Harapan Baru untuk Gili Meno
Jika kerja sama dengan investor Korea Selatan ini berjalan, diharapkan mampu membawa solusi konkret bagi kebutuhan air bersih di Gili Meno. Namun, tantangan besar tetap mengintai. Menyeimbangkan harapan masyarakat, kepentingan investor, dan menyelesaikan masalah lama adalah tugas berat yang harus segera dituntaskan oleh Pemda KLU.

Dengan situasi yang masih dinamis, masyarakat Gili Meno dan Lombok Utara menanti langkah strategis yang tidak hanya berorientasi pada solusi jangka pendek, tetapi juga keberlanjutan jangka panjang. Apakah investor baru mampu menjadi jawaban, atau justru menciptakan babak baru dalam polemik yang ada? Kita tunggu langkah selanjutnya dari Pemda KLU.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *