Tanjungtv.com – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Bumigora, Mataram, telah meluncurkan program inovatif yang mendukung kebencian lingkungan hidup di daerah NTB. Berlokasi di Bendungan Batujai, Desa Pengengat, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, program ini memanfaatkan tanaman eceng gondok sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik. Program ini merupakan langkah nyata Universitas Bumigora dalam mendukung program pemerintah NTB yang fokus pada zero waste dan ekonomi hijau.
Ketua Tim PKM, Dr. Galih Hendro Martono, pada Minggu (22/9), mengungkapkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan PT. Pupuk Organik NTB, salah satu produsen pupuk organik di desa tersebut. “Kami ingin mengubah persepsi masyarakat terhadap eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai gulma tak berguna, menjadi sumber daya berharga yang bisa mendukung keberlanjutan pertanian organik di NTB,” kata Dr.
Sejak diluncurkannya program pada bulan Juni lalu, Tim PKM Universitas Bumigora telah mengadakan berbagai pelatihan masyarakat lokal terkait teknik pengolahan eceng gondok menjadi pupuk organik. “Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan alternatif solusi bagi masyarakat sekitar dalam menghadapi masalah pupuk, khususnya di sektor pertanian organik,” jelasnya.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh program ini adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat eceng gondok. Selain itu, jaringan pemasaran pupuk organik hasil makanan juga menjadi fokus utama untuk memastikan program berkelanjutan ini. “Pupuk organik yang kami produksi sudah mencapai 400 kilogram dan siap dipasarkan. Ini adalah hasil kerja keras tim dan masyarakat lokal,” ujar Dr. Galih optimis.
Program ini didukung oleh hibah dari Dirjen Dikti, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Dr. Galih menekankan bahwa keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta. “Kolaborasi yang baik antara sejarawan, masyarakat, dan pihak swasta sangat diperlukan untuk mencapai keinginan dan dampak yang lebih luas bagi lingkungan dan masyarakat,” tambahnya.
Tim PKM Universitas Bumigora berharap dengan adanya program ini, masyarakat sekitar dapat memiliki alternatif pupuk yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru di sektor pupuk organik. “Kami yakin dengan edukasi yang berkelanjutan dan dukungan yang solid, program ini akan terus berkembang dan menjadi salah satu solusi dalam menghadapi tantangan lingkungan hidup di NTB,” pungkas Dr. Galih
Program ini tidak hanya menjadi langkah awal dalam pemanfaatan eceng gondok secara lebih efektif, tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan sektor pertanian organik di wilayah NTB yang semakin membutuhkan inovasi dalam rangka mencapai keberlanjutan ekonomi hijau di masa depan.