Tanjungtv.com – Pemilihan Bupati Kabupaten Lombok Utara semakin dekat, namun bayangan keraguan yang menyelimuti kondisi kesehatan Najmul Akhyar, calon bupati nomor urut 1, semakin kuat. Isu tentang kesehatannya telah menjadi perbincangan panas di media sosial, memicu debat sengit antara pendukung setia dan para pihak yang khawatir dengan kondisi fisiknya. Sorotan utama jatuh pada dugaan bahwa Najmul pernah mengalami stroke ringan, dan hal ini memicu pertanyaan besar: apakah Najmul siap memimpin di tengah tuntutan tugas berat sebagai bupati?
Keresahan warga mulai mencuat ketika beberapa minggu terakhir foto dan video Najmul tersebar di media sosial, memperlihatkan perubahan pada cara beliau berjalan dan bergerak. Beberapa warganet langsung mempertanyakan apakah kondisi fisiknya bisa bertahan dalam menghadapi tantangan berat sebagai pemimpin daerah yang membutuhkan ketegasan, stamina, dan keputusan cepat. “Jika pemikiran kita adalah beliau sakit, mari kita bersama-sama saling mendoakan agar semua tetap sehat. Bagaimanapun, doa yang baik untuk beliau akan berdampak positif juga untuk kita,” tulis Hendra Gelora, salah seorang pendukung setia Najmul, mencoba meredam keraguan yang berkembang. Namun, respons warga tak semudah itu dihentikan.
Diskusi di WhatsApp Group semakin memanas ketika beberapa tokoh berpengaruh mulai menyampaikan pendapat mereka. Ustadz Bahri, seorang figur masyarakat yang dihormati, membagikan pengalamannya setelah bersalaman dan berpelukan dengan Najmul. Menurutnya, meski Najmul tampak segar, beliau merasa ada sesuatu yang tidak biasa. “Saya bukan ahli medis, tapi dengan pengalaman saya, saya bisa melihat bahwa beliau mungkin belum sepenuhnya pulih. Meski saya mendoakan yang terbaik untuknya, saya juga mengajak kita semua berpikir lebih jauh: apakah kesehatan beliau cukup kuat untuk menghadapi tekanan besar jika terpilih sebagai bupati?” tulis Ustadz Bahri.
Komentarnya tak berhenti di situ. Ustadz Bahri juga menyoroti bahwa jalan Najmul tidak lagi sekuat dan setegas sebelumnya. “Epe pernah menjelaskan bahwa itu adalah efek dari stroke yang beliau alami. Jalan beliau tidak seperti biasanya, dan ini perlu kita pertimbangkan dengan matang,” tambahnya. Ustadz Bahri tampaknya mengarahkan diskusi kepada pertimbangan serius tentang kemampuan Najmul menjalankan tugas pemerintahan yang penuh tekanan.
Di sisi lain, pendukung Najmul yang paling vokal, Sahuri, langsung membela sang calon bupati. “Saya tidak pernah, bahkan tidak sedikitpun, membicarakan kekurangan calon yang saya perjuangkan. Dalam politik, kita tidak boleh bermain-main dengan isu kesehatan seperti ini,” tegas Sahuri. Baginya, etika politik harus dijaga dan jangan sampai masalah kesehatan ini dijadikan bahan untuk menyerang. Dia juga menegaskan bahwa misi utamanya adalah membawa Najmul Akhyar ke tampuk kekuasaan, karena yakin bahwa Najmul adalah sosok terbaik untuk Kabupaten Lombok Utara.
Namun, pernyataan Sahuri itu tampaknya tidak bisa langsung menghentikan gelombang opini yang terus bergulir. Beberapa warganet mulai mempertanyakan apakah Najmul benar-benar siap secara fisik, meski telah dinyatakan lolos secara medis oleh tim dokter. “Dokter sudah meloloskan beliau dalam pencalonan, artinya beliau layak untuk dipilih dan memimpin. Tapi mari kita sudahi asumsi-asumsi berlebihan ini. Kita harus fokus pada visi dan misi beliau untuk Lombok Utara,” ujar seorang pendukung lain, mencoba menenangkan kekhawatiran yang semakin membesar.
Ketegangan semakin meningkat ketika seorang warganet lain, yang memilih untuk tetap anonim, mengungkapkan pandangannya secara tajam. “Kenapa kita terus menggiring opini tentang kesehatan? Siapa yang tahu kapan musibah datang? Bahkan orang yang sehat bisa tiba-tiba meninggal, bukan? Yang penting sekarang adalah melihat apa yang bisa beliau lakukan untuk Lombok Utara, bukan terus menghakimi kondisi fisiknya,” tegasnya, mengingatkan bahwa nasib manusia adalah misteri yang tak bisa ditebak.
Namun, pandangan ini tidak meredakan ketidakpastian publik. Keraguan tetap menghantui, terutama karena beberapa saksi mata yang pernah bertemu langsung dengan Najmul mengaku melihat perbedaan fisik yang mencolok. “Saya melihat dengan mata kepala sendiri, beliau tidak sekuat dulu. Saya tidak yakin apakah tekanan pekerjaan seorang bupati bisa dihadapi tanpa mempengaruhi kesehatannya yang sudah pernah terganggu,” ujar seorang warga yang ikut serta dalam pertemuan publik beberapa waktu lalu. Pernyataannya semakin menambah panas diskusi di media sosial.
Di tengah badai spekulasi ini, beberapa pihak mulai mempertanyakan apakah isu kesehatan ini merupakan taktik politik untuk melemahkan posisi Najmul di hadapan lawan politiknya. Namun, pihak Najmul Akhyar dengan tegas menolak klaim tersebut, menegaskan bahwa sang calon bupati sudah dinyatakan sehat oleh tim medis resmi dan siap berjuang dalam pemilihan. “Jangan biarkan isu kesehatan ini menjadi bahan fitnah politik. Kita harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan rekam jejak mereka, bukan hanya rumor,” ujar salah seorang juru bicara kampanye Najmul.
Di lain sisi, warga Lombok Utara masih terus menanti apakah Najmul Akhyar akan memberikan pernyataan resmi terkait kesehatannya untuk meredakan keresahan publik. Ada yang mengusulkan agar Najmul tampil langsung di hadapan publik, memberikan penjelasan secara terbuka dan menunjukkan kondisinya yang sebenarnya. Mungkin dengan begitu, keraguan ini bisa diredakan.
Namun, hingga saat ini, ketidakpastian masih membayangi. Apakah Najmul Akhyar mampu menenangkan kegelisahan masyarakat Lombok Utara yang terus bertanya-tanya? Ataukah isu kesehatan ini akan menjadi batu sandungan bagi kampanyenya? Yang pasti, pemilu di Lombok Utara tahun ini tidak hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan politik, tetapi juga pertarungan opini yang sengit di antara para pendukung dan lawan politik. Warga Lombok Utara akan terus memantau, dan mungkin keputusan akhirnya akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana Najmul dan timnya menangani isu kesehatan yang tak kunjung padam ini.
Satu hal yang jelas, momentum ini bisa menjadi penentu apakah Najmul Akhyar benar-benar siap untuk memimpin Kabupaten Lombok Utara atau tidak.(nan)