Tanjungtv.com – Kusmalahadi Syamsuri, Wakil Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) terpilih pada Pilkada 2024, tak mau menunggu waktu lama untuk membuktikan komitmennya mempercepat pembangunan. Bahkan sebelum resmi dilantik, ia sudah gencar menemui sejumlah menteri di Jakarta, membawa visi besar untuk mengubah wajah KLU. Dengan penuh semangat, Kusmalahadi menyebut dirinya tak segan menjadi “pengemis anggaran” demi memajukan daerah yang ia cintai.
“KLU ini butuh percepatan, kita tidak bisa jalan pelan-pelan lagi. Anggaran pusat harus kita rebut! Kalau perlu saya ‘obral proposal’ demi kesejahteraan masyarakat,” ujar Kusmalahadi kepada wartawan di Tanjung, Senin (23/12).
Blusukan di Kementerian
Dalam dua pekan terakhir, Kusmalahadi telah menemui sejumlah pejabat tinggi di Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes), serta Kementerian Hukum dan HAM. Salah satu pembahasan penting adalah program pendamping desa dan usulan pemekaran desa, yang selama ini menjadi aspirasi masyarakat KLU.
“Kemendes menyambut baik usulan pemekaran desa dari KLU. Tapi ya, kendalanya moratorium pemekaran belum dicabut. Respons mereka positif, tinggal kita tunggu sinyal hijau dari pusat,” ungkap Kusmalahadi. Ia juga menambahkan bahwa dirinya terus mendesak agar program-program pendamping desa yang pernah berjalan kembali dihidupkan.
“Menteri Koalisi Harus Siap Bantu!”
Kusmalahadi tampaknya tak segan memainkan kartu politiknya. Beberapa menteri yang ia temui berasal dari partai-partai pendukung koalisi Najmul-Kus dalam Pilkada 2024. Ia optimistis, hubungan politik ini bisa menjadi jembatan untuk mendatangkan anggaran dan program pembangunan yang signifikan.
“Kebetulan menteri-menteri ini teman koalisi. Jadi, saya harap mereka tidak hanya mendukung di Pilkada, tapi juga memberikan anggaran nyata untuk KLU. Jangan cuma janji politik!” ujarnya dengan nada bercanda namun serius.
Target Infrastruktur Ambisius
Rencana Kusmalahadi tak hanya berhenti pada pembangunan desa. Dalam waktu dekat, ia akan menemui Kementerian Keuangan dan Kementerian Infrastruktur untuk membahas anggaran pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Ia menegaskan, tanpa infrastruktur yang memadai, KLU akan sulit berkembang.
“Infrastruktur itu tulang punggung pembangunan. Kalau jalan dan jembatan di KLU masih rusak, bagaimana wisatawan mau datang? Bagaimana petani mau kirim hasil panen? Saya akan kejar itu ke kementerian, kalau perlu bawa proposal sambil minum kopi sama menterinya,” candanya.
Dukung atau Tunggu Kritik?
Langkah ambisius Kusmalahadi ini menuai berbagai respons dari masyarakat. Sebagian besar memuji aksinya yang agresif, namun tak sedikit pula yang mempertanyakan apakah semua janji tersebut benar-benar akan terealisasi.
“Saya sih salut sama semangatnya. Tapi jangan cuma jadi lobi-lobi politik aja. Kita butuh bukti nyata, bukan cuma proposal yang numpuk di meja menteri,” kata salah seorang warga Desa Gondang, Lombok Utara.
Siap Gebrak Jakarta
Bagi Kusmalahadi, skeptisisme semacam itu justru menjadi bahan bakar untuk bekerja lebih keras. “Silakan kritik, itu hak masyarakat. Tugas saya adalah membuktikan, bukan berjanji. Tunggu saja hasilnya, KLU akan menjadi kabupaten percontohan di NTB!” ujarnya penuh optimisme.
Dengan langkah-langkah yang telah diambil, Kusmalahadi bertekad membawa perubahan besar untuk Lombok Utara. Apakah ia berhasil menjadikan KLU sebagai daerah dengan pembangunan tercepat? Waktu yang akan menjawab. Satu hal yang pasti, Kusmalahadi telah menunjukkan bahwa ia siap mengguncang Jakarta demi masa depan daerahnya.