Tanjungtv.com – Lahan eks Terminal Tanjung yang telah lama mangkrak kini kembali jadi sorotan. Setelah bertahun-tahun terbengkalai bak “rumah hantu”, Pemerintah Desa Tanjung melalui BUMDESMA mulai pasang ancang-ancang untuk menyulap lahan mati itu jadi pusat ekonomi baru. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih tarik ulur seperti remaja galau: mau diapakan aset ini?
Budiawan, Kepala Desa Tanjung, tak mau lama berpangku tangan. Ia dan tim BUMDESMA punya mimpi besar: menjadikan lahan eks terminal sebagai kantor bersama sekaligus pusat pengembangan ekonomi desa. “Ini bukan mimpi di siang bolong. Kami sudah mengajukan proposal, bahkan sudah ada disposisi bupati. Tinggal tunggu klir-kliran saja dengan BKAD,” ujar Budiawan, penuh optimisme.
Proposal Nyata, Masa Depan Cerah?
BUMDESMA Tanjung tidak sekadar ngomong besar. Mereka sudah punya tiga unit usaha yang selama ini berjalan dengan baik: usaha simpan pinjam perempuan (SPP), air minum kemasan, dan penyediaan sarana produksi (Saprodi) untuk kebutuhan pertanian. “Unit usaha kami selama ini terpecah-pecah kantornya. Ada yang di Desa Sokong, ada juga di Medana. Nah, kalau bisa berkumpul di satu lokasi, efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisa lebih maksimal,” tegas Budiawan.
Tak main-main, mereka bahkan siap membangun kantor dengan biaya sendiri. “Anggarannya kami siapkan dari keuntungan operasional tahun-tahun sebelumnya. Kami hanya butuh pemda menyetujui pemanfaatan lahannya,” tambah Budiawan dengan nada yakin.
Pemda Masih ‘Tarik-Ulur’
Namun, rencana besar itu terancam mandek di tengah jalan. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara tampaknya masih bimbang. Muhammad Natsir, Kabid Pengelolaan BMD BKAD KLU, mengatakan pemda masih menunggu instruksi pimpinan. “Memang ada beberapa rencana, seperti dijadikan Tanjung Square atau pusat perbelanjaan. Tapi semuanya masih idle alias nganggur,” ungkapnya.
Padahal, Natsir tak menampik bahwa BUMDESMA sudah mengajukan proposal resmi. “Kita koordinasi dulu dengan pimpinan. Apakah bisa diberikan ke BUMDESMA atau ada rencana lain yang lebih prioritas,” jelas Natsir diplomatis.
Harapan Baru di Tengah Lahan ‘Hantu’
Masyarakat Tanjung tentu berharap rencana ini segera dieksekusi. Lahan mangkrak eks terminal telah lama jadi pemandangan tak sedap di pusat kota. Alih-alih jadi lokasi produktif, tempat itu malah terlihat seperti “halaman belakang” yang dibiarkan kumuh.
“Kita butuh solusi nyata, bukan wacana. Kalau BUMDESMA bisa menghidupkan lahan ini, kenapa tidak? Setidaknya ada kegiatan ekonomi yang bisa memberdayakan warga sekitar,” kata Mulyadi, salah seorang warga Tanjung yang ditemui di lokasi.
BUMDESMA, Energi Baru Ekonomi Desa
Jika diberikan lampu hijau, kantor bersama BUMDESMA diprediksi akan menjadi pusat aktivitas ekonomi. Unit usaha simpan pinjam perempuan, misalnya, selama ini telah membantu permodalan banyak usaha kecil. Begitu juga dengan usaha air minum kemasan dan Saprodi pertanian, yang memberi solusi nyata untuk kebutuhan warga tani.
Dengan semua unit usaha berkumpul dalam satu atap, Budiawan optimistis dampaknya akan lebih besar. “Kami ini tidak minta duit pemda. Kami hanya butuh kejelasan soal lahan. Kalau diberi kesempatan, kami yakin bisa membuktikan ini berhasil,” ujar Budiawan penuh percaya diri.
Ayo, Pemda! Jangan Lama-Lama Bingung!
Lahan eks Terminal Tanjung adalah aset besar yang semestinya bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa. Kalau dibiarkan mangkrak, manfaatnya nihil. Sebaliknya, jika dikelola dengan baik – apalagi oleh BUMDESMA yang sudah berpengalaman – bukan tidak mungkin ini jadi contoh sukses pemanfaatan aset daerah.
Warga Tanjung kini menunggu keputusan cepat dari pemda. “Jangan kebanyakan rapat, Pak. Warga butuh bukti, bukan janji,” seru Rini, pedagang kecil di pasar Tanjung, yang berharap rencana ini bisa membuka lapangan usaha baru.
“Lahan tidur itu harus dibangunkan. Jangan biarkan mimpi warga Tanjung cuma jadi wacana.”