Lonjakan Kasus Diabetes dan 10 Penyakit Terbanyak di Lombok Utara, Tantangan Kesehatan Akibat Pola Hidup Masyarakat

banner 120x600
banner 468x60

Tanjungtv.com – Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Hal ini terbukti dari data Dinas Kesehatan Lombok Utara (Dikes KLU) yang mencatat peningkatan kasus berbagai penyakit, terutama yang berkaitan dengan gaya hidup. Di antara 10 penyakit terbanyak yang sering menjangkiti masyarakat, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menjadi yang paling dominan, diikuti oleh penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, dan gastritis.

“Hingga awal September 2024, ISPA masih menjadi penyakit terbanyak di KLU dengan total 16.731 kasus,” ungkap Suhardi, Plt Kepala Dinas Kesehatan KLU, dalam keterangannya pada Kamis (26/9). Menurutnya, ISPA yang tidak spesifik menjadi penyakit yang paling banyak menjangkiti masyarakat. Penyakit ini sangat berkaitan dengan pola hidup masyarakat yang belum sepenuhnya menerapkan PHBS.

banner 325x300

Selain ISPA, terdapat sejumlah penyakit lain yang juga mengkhawatirkan. Dari data yang dihimpun Dinas Kesehatan, terdapat 10 penyakit terbanyak yang menyerang masyarakat Lombok Utara, dengan total 47.772 kasus hingga September 2024. Penyakit-penyakit tersebut antara lain hipertensi, dispepsia, diabetes melitus, demam, gastritis, rinitis akut, myalgia, gastroenteritis, dan faringitis. “Status kesehatan ini menggambarkan keadaan masyarakat Lombok Utara yang masih memerlukan peningkatan dalam hal PHBS,” kata Suhardi.

Yang paling menarik perhatian adalah lonjakan kasus diabetes melitus yang semakin mengkhawatirkan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, jumlah kasus diabetes melitus terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021, tercatat ada 2.511 kasus diabetes, dan pada tahun 2022 jumlah tersebut meningkat menjadi 2.581 kasus. Pada tahun 2023, jumlah kasus melonjak hingga 4.543, dan hingga pertengahan September 2024 tercatat sudah ada 4.146 kasus.

Suhardi menekankan bahwa diabetes melitus adalah salah satu penyakit metabolik menahun yang serius. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula dalam darah, dan gangguan dalam produksinya menyebabkan peningkatan kadar glukosa yang berbahaya di dalam darah.

Menurut Suhardi, pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus, khususnya untuk usia 15 tahun ke atas, telah menjadi salah satu indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditargetkan sebesar 100 persen. Pelayanan ini mencakup pengukuran gula darah minimal satu kali setiap bulan di fasilitas pelayanan kesehatan, edukasi mengenai perubahan gaya hidup dan nutrisi, serta rujukan ke rumah sakit jika diperlukan. “Upaya ini adalah bagian dari pencegahan sekunder yang bertujuan untuk mengendalikan lonjakan kasus diabetes melitus di masyarakat,” tandasnya.

Selain diabetes melitus, penyakit faringitis juga menjadi sorotan, meskipun jumlah kasusnya lebih sedikit dibanding penyakit lainnya. Tahun ini, faringitis menduduki posisi terbawah dalam daftar 10 penyakit terbanyak di Lombok Utara dengan total 1.497 kasus, meski tahun 2023 penyakit ini belum masuk dalam daftar tersebut.

Suhardi menambahkan, angka-angka ini menggambarkan urgensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Pola Hidup Bersih dan Sehat. Penyakit-penyakit yang terdata mayoritas disebabkan oleh kurangnya penerapan PHBS, yang seharusnya dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup sederhana, seperti menjaga kebersihan diri, pola makan sehat, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.

“Semua penyakit ini, terutama diabetes dan ISPA, dapat dicegah dengan perubahan perilaku sederhana. Edukasi masyarakat dan akses layanan kesehatan yang merata menjadi kunci utama dalam mengatasi masalah ini,” pungkas Suhardi.

Dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan fasilitas kesehatan, diharapkan angka kasus penyakit di Lombok Utara dapat ditekan, sehingga masyarakat dapat menjalani hidup lebih sehat dan produktif. Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan kesadaran dan membiasakan masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *