Tanjungtv.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diprediksi melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Potensi ini dipicu oleh bibit Siklon Tropis 93S yang terdeteksi di Samudra Hindia, selatan Pulau Sumba.
Forecaster BMKG menjelaskan bahwa bibit siklon ini membawa dampak signifikan berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang laut tinggi. Gelombang di Selat Lombok dan Selat Alas bagian selatan diperkirakan mencapai 1,25–2,5 meter, sementara di Samudra Hindia selatan NTB dapat mencapai 4 meter.
50 Wilayah Strategis di NTB Siaga
Hujan deras disertai angin kencang diperkirakan melanda lebih dari 50 wilayah strategis di NTB, termasuk kota-kota besar seperti Mataram, Cakranegara, dan Selaparang. Di Lombok Tengah, kecamatan Pujut dan Praya Barat menjadi fokus perhatian, sementara di Lombok Timur, Jerowaru dan Keruak termasuk daerah dengan risiko tinggi. Kabupaten Sumbawa Barat, seperti Taliwang dan Sekongkang, serta kawasan wisata populer di Lombok Utara, seperti Gangga, Tanjung, dan Pemenang, juga masuk dalam daftar peringatan.
Ancaman Hidrometeorologi
Curah hujan tinggi diprediksi memicu ancaman hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan erosi. Infrastruktur penting, termasuk jembatan dan jalan raya, berpotensi terganggu, mengakibatkan keterbatasan mobilitas masyarakat dan distribusi barang. Beberapa daerah rawan diinstruksikan untuk melakukan langkah mitigasi lebih lanjut guna mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa.
Langkah Mitigasi
BMKG mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan melalui perbaikan sistem tata kelola air dan penguatan infrastruktur. Masyarakat juga diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air.
Selain itu, program penghijauan dan pemangkasan dahan pohon yang rapuh harus digencarkan. Koordinasi lintas sektor dengan badan penanggulangan bencana, pemerintah, dan masyarakat menjadi elemen penting dalam upaya menghadapi cuaca ekstrem ini.
Sosialisasi dan Edukasi
Untuk mengurangi dampak, BMKG merekomendasikan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat, terutama di daerah-daerah rawan bencana. Edukasi tentang risiko banjir, angin kencang, dan gelombang tinggi diharapkan meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya kesiapsiagaan.
Pola Angin Konvergensi
Analisis BMKG menunjukkan adanya pola angin konvergensi di lapisan atmosfer yang memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah NTB. Meski bibit Siklon Tropis 93S diperkirakan bergerak menjauhi Indonesia dalam 24–72 jam, pengaruhnya terhadap cuaca lokal tetap signifikan.
Waspada Hingga Puncak Tahun Baru
Dengan kondisi cuaca yang diperkirakan berlangsung hingga awal Januari 2025, masyarakat NTB diimbau untuk terus memantau informasi terbaru dari BMKG dan memperbarui kesiapsiagaan mereka. Langkah preventif sederhana, seperti menyimpan dokumen penting di tempat aman, dapat menjadi penyelamat dalam situasi darurat.
Cuaca ekstrem di penghujung tahun ini menjadi pengingat akan pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta diharapkan mampu mengurangi dampak buruk dari potensi bencana hidrometeorologi di wilayah NTB.