Petani Lombok Tengah Manfaatkan Waktu Senggang untuk Memancing Belut

banner 120x600
banner 468x60

Lombok Tengah – Haji Edoen, salah satu warga Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat, memanfaatkan waktu senggang di sela-sela menanam padi untuk melakukan aktivitas produktif dan unik, yaitu memancing belut di sekitar area pertaniannya. Dengan menggunakan umpan cacing tanah, ia berhasil menangkap beberapa ekor belut yang kemudian dimanfaatkan untuk konsumsi keluarga maupun dijual di pasar.Kegiatan memancing belut ini dilakukan Haji Edoen di sela-sela rutinitasnya sebagai petani. Menurutnya, aktivitas ini tidak hanya menjadi cara untuk mengisi waktu luang, tetapi juga menjadi sumber penghasilan tambahan. “Selain fokus menanam padi, memancing belut ini seperti hobi yang menghasilkan. Belutnya bisa dijual atau dimasak untuk keluarga,” ujar Haji Edoen sambil menunjukkan hasil tangkapannya.Belut merupakan salah satu jenis ikan yang digemari masyarakat di Lombok Tengah karena rasanya yang gurih dan kandungan gizinya yang tinggi. Harga belut di pasaran juga cukup menjanjikan, sehingga kegiatan ini menjadi pilihan bagi beberapa petani untuk menambah penghasilan. Haji Edoen mengungkapkan bahwa memancing belut tidak membutuhkan peralatan yang mahal. Cukup dengan cacing tanah sebagai umpan, ia bisa menangkap belut dengan mudah.Lokasi memancing belut biasanya berada di area sawah atau parit kecil yang dipenuhi genangan air. Haji Edoen menjelaskan bahwa ia memilih lokasi dengan cermat, terutama di tempat yang diyakini sebagai sarang belut. “Belut biasanya tinggal di lumpur. Kalau tahu tekniknya, tidak sulit untuk menangkapnya,” jelasnya sambil menunjukkan teknik memancing yang ia gunakan.Kegiatan ini menarik perhatian petani lain di Desa Jelantik. Beberapa dari mereka mulai mengikuti jejak Haji Edoen dengan memanfaatkan waktu senggang untuk memancing belut. Selain menjadi sumber pendapatan tambahan, kegiatan ini juga menjadi sarana rekreasi yang menyenangkan. “Kadang kami memancing bersama. Selain hasilnya untuk dijual, suasana kebersamaan ini yang membuat kegiatan jadi lebih seru,” kata salah satu petani desa.Kepala Desa Jelantik, dalam keterangannya, menyebutkan bahwa inisiatif seperti ini patut diapresiasi. Menurutnya, Haji Edoen adalah contoh petani yang kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung perekonomian keluarga. “Belut ini tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga menjadi simbol kearifan lokal masyarakat desa yang pandai memanfaatkan alam,” ungkap Kepala Desa.Dinas Perikanan Kabupaten Lombok Tengah juga memberikan tanggapan positif terhadap kegiatan ini. Mereka berencana memberikan pelatihan kepada warga desa tentang teknik budidaya belut agar hasilnya lebih optimal. “Kami ingin kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan secara tradisional, tetapi juga dikembangkan menjadi usaha yang lebih modern,” ujar salah satu perwakilan Dinas Perikanan.Selain memancing belut, Haji Edoen juga mengajarkan teknik ini kepada anak-anak muda di desanya. Ia berharap generasi muda dapat melihat peluang dari kegiatan sederhana ini. “Ini adalah cara mudah untuk belajar mandiri. Saya ingin anak-anak muda tahu bahwa potensi alam di sekitar mereka bisa dimanfaatkan,” tuturnya.Dengan kegiatan sederhana namun bernilai tinggi seperti ini, Haji Edoen telah menunjukkan bahwa petani tidak hanya bergantung pada hasil panen padi saja. Inisiatif ini membuktikan bahwa kreativitas dalam memanfaatkan waktu senggang dapat memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat desa. “Memancing belut ini bukan hanya soal menangkap ikan, tetapi juga menjaga tradisi dan mencari rezeki,” tutup Haji Edoen dengan penuh semangat. Nan

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *