Tanjungtv.com – Kalau kamu dengar polisi datang ke sekolah, apa yang terlintas di pikiran? Razia motor? Teguran soal kelengkapan surat? Kali ini, Satlantas Polres Lombok Utara punya misi yang lebih mulia dan, boleh dibilang, cukup keren: menyelamatkan nyawa generasi muda! Lewat program bertajuk “Police Goes to School”, mereka masuk ke ruang kelas untuk membangun kesadaran berlalu lintas yang aman dan beretika.
Rabu (11/12) kemarin, giliran SMPN 2 Bayan yang jadi lokasi aksi mereka. Suasana yang biasanya diwarnai ceramah guru berganti dengan suara lantang Kasat Lantas Polres Lombok Utara, Iptu Bambang Tedy. Dengan gaya yang santai tapi penuh pesan, ia berhasil menarik perhatian siswa. “Anak-anak, tahu nggak, kecelakaan lalu lintas itu penyebab kematian terbesar bagi anak muda di Indonesia? Dan itu bukan karena takdir, tapi karena kita nggak disiplin,” ucapnya dengan nada tegas namun penuh empati.
Program ini ternyata bukan hal baru. Iptu Bambang Tedy menyebutkan bahwa “Police Goes to School” sudah menjadi rutinitas mereka selama beberapa bulan terakhir. Tujuannya sederhana tapi krusial: mengurangi angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas yang melibatkan pelajar. “Kami mau mereka paham bahwa tertib berlalu lintas itu bukan cuma soal menghindari tilang, tapi soal keselamatan diri sendiri dan orang lain,” tambahnya saat diwawancarai Jumat (13/12).
Siswa Sebagai Agen Perubahan
Apa yang bikin program ini beda dari sekadar ceramah biasa? Fokusnya bukan hanya memberi tahu apa yang benar atau salah, tapi membangun keterlibatan siswa sebagai agen perubahan. “Bayangkan kalau satu siswa bisa mengingatkan teman-temannya untuk pakai helm atau nggak kebut-kebutan. Efeknya pasti luar biasa!” ujar Bambang.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi cara kreatif untuk mendekatkan siswa dengan polisi. “Kami nggak mau anak-anak ini takut sama polisi. Sebaliknya, kami ingin mereka merasa nyaman untuk datang kepada kami, bahkan sekadar untuk bertanya atau berdiskusi,” katanya.
Lebih dari Sekadar Helm dan Zebra Cross
Yang menarik, “Police Goes to School” bukan hanya bicara soal hal-hal teknis seperti pakai helm atau berhenti di zebra cross. Program ini juga menyentuh aspek moral dan sosial. Para siswa diajak memahami bahwa aturan lalu lintas adalah cerminan dari kedisiplinan dan tanggung jawab kita sebagai warga negara.
“Kita ini kadang lupa, lho, bahwa setiap pelanggaran kecil bisa berdampak besar. Contohnya, nggak pakai helm karena males. Eh, pas kecelakaan, cedera kepala. Itu bukan cuma bikin repot keluarga, tapi juga membebani sistem kesehatan,” jelas Bambang, mencoba menggugah kesadaran siswa.
Reaksi Siswa dan Guru: “Ini Keren Banget, Pak!”
Siswa-siswa SMPN 2 Bayan tampak antusias. Salah satu siswa, Rahmat, bahkan mengaku program ini membuka matanya tentang pentingnya disiplin. “Dulu saya pikir polisi cuma suka marahin orang. Tapi sekarang saya ngerti kalau mereka itu peduli sama kita,” katanya sambil tersenyum.
Guru-guru pun menyambut positif program ini. “Kegiatan ini bikin anak-anak sadar bahwa disiplin itu keren. Ini juga membantu kami sebagai pendidik untuk memperkuat pendidikan karakter,” ujar salah satu guru, Ibu Nurhayati.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Iptu Bambang berharap program ini bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan Kamseltibcarlantas (Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas). “Ini bukan soal kami sebagai polisi, tapi soal kita semua sebagai masyarakat. Kalau kita mau disiplin, pelanggaran dan kecelakaan bisa kita kurangi bareng-bareng,” tegasnya.
Dengan semangat seperti ini, siapa tahu? Mungkin saja generasi muda Lombok Utara akan jadi pelopor tertib lalu lintas di Indonesia. Dan siapa sangka, polisi yang dulu sering dianggap “serem” bisa berubah jadi idola di mata pelajar. Salut buat Satlantas Polres Lombok Utara!