Tanjungtv.com – Setelah suksesnya gelaran MotoGP 2024 di Sirkuit Mandalika akhir pekan lalu, perhatian kini beralih pada Kota Mataram yang menghadapi tantangan besar dalam mengelola lonjakan jumlah wisatawan. Sebagai salah satu daerah penyangga utama Mandalika, Kota Mataram berperan penting dalam mendukung gelaran balap kuda besi tersebut. Namun, salah satu masalah besar yang mencuat adalah kurangnya ketersediaan kamar hotel di Kota Mataram untuk menampung wisatawan dan penonton MotoGP.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram, Cahya Samudra, mengungkapkan bahwa jumlah kamar hotel di kota ini masih sangat terbatas. “Kalau kita melihat dari data yang ada, jumlah kamar hotel kita masih kurang. Ini menjadi tantangan besar untuk kedepannya,” ujarnya saat diwawancarai pada Senin (30/9). Berdasarkan data Dinas Pariwisata, saat ini Kota Mataram hanya memiliki sekitar 2.800 kamar dari hotel berbintang.
Jumlah tersebut dianggap belum cukup untuk menampung seluruh tamu dan penonton yang datang ke Lombok. Bahkan, banyak wisatawan yang harus mencari penginapan di luar Mataram, hingga ke Lombok Barat dan Lombok Tengah, akibat keterbatasan ini. “Yang jelas, jumlah kamar yang tersedia masih jauh dari mencukupi,” tambah Cahya.
Tidak hanya hotel berbintang, penginapan non-bintang dan homestay juga menjadi pilihan banyak wisatawan. Namun, tingkat hunian juga meningkat drastis di kategori penginapan ini, membuat wisatawan kesulitan menemukan tempat tinggal yang nyaman. “Homestay dan penginapan non-bintang juga penuh, sehingga beberapa wisatawan harus rela menginap di luar kota,” ungkap Cahya.
Dampak dari masalah ini tidak hanya dirasakan oleh wisatawan, tetapi juga pelaku usaha hotel di Mataram. Beberapa pengusaha mengakui bahwa mereka kewalahan memenuhi permintaan yang sangat tinggi selama acara berlangsung. “Kami harus menolak banyak tamu karena kamar penuh, dan ini tentu sangat disayangkan. Semoga ke depan ada solusi yang lebih baik,” kata salah seorang manajer hotel berbintang di Mataram.
Selain itu, Cahya Samudra juga menyoroti perlunya penambahan kapasitas kamar hotel di Kota Mataram untuk mendukung gelaran internasional seperti MotoGP. “Event-event besar seperti MotoGP selalu mendatangkan ribuan wisatawan, dan ini merupakan kesempatan besar bagi sektor pariwisata Kota Mataram. Jika masalah kamar hotel ini bisa diatasi, kita bisa lebih maksimal dalam menarik wisatawan,” tegasnya.
Sebagai solusi sementara, Pemerintah Kota Mataram sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah provinsi dan pelaku usaha perhotelan, untuk mencari solusi terbaik. Salah satu langkah yang tengah dipertimbangkan adalah peningkatan jumlah homestay serta pengembangan sektor pariwisata di wilayah-wilayah sekitar Mataram.
Namun, hal ini tentu membutuhkan waktu dan investasi besar. “Pengembangan homestay dan penginapan memang bisa menjadi salah satu solusi jangka pendek. Tapi, untuk jangka panjang, kita harus benar-benar menambah jumlah hotel berbintang di Kota Mataram,” ungkap Cahya lebih lanjut.
Meski demikian, Cahya tetap optimis dengan perkembangan pariwisata di Kota Mataram ke depan. Dengan adanya MotoGP dan berbagai event internasional lainnya, ia percaya bahwa sektor pariwisata di Lombok, termasuk Mataram, akan terus berkembang. “Ini adalah momentum yang baik bagi kita semua. Kita harus siap menyambut peluang ini dengan fasilitas yang memadai, terutama dalam hal akomodasi,” tutup Cahya.
Sebagai langkah awal, Pemerintah Kota Mataram juga mengajak para investor untuk melihat potensi besar di sektor perhotelan. Dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat setiap tahunnya, terutama saat ada event internasional, pembangunan hotel-hotel baru diharapkan bisa menjadi solusi jangka panjang yang efektif.