UMKM Kuliner di NTB Bertransformasi, Dari Panci Presto hingga Rumah Kemasan Steril

banner 120x600
banner 468x60

Tanjungtv.com – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kuliner di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus didorong untuk meningkatkan higienitas dan daya tahan produk mereka melalui inovasi pengemasan. Salah satu terobosan yang diperkenalkan adalah penggunaan kemasan vakum, yang mampu memperpanjang masa simpan produk kuliner. Untuk mengoptimalkan pemahaman dan penggunaan teknologi ini, Balai Kemasan NTB menggelar pelatihan komprehensif kepada pelaku UMKM, di mana mereka diajak mempraktikkan proses sterilisasi dengan alat sederhana hingga melihat fasilitas Rumah Kemasan Steril.

Pelatihan ini bertujuan memberikan wawasan kepada pelaku UMKM tentang manfaat dan cara penggunaan kemasan vakum yang dinilai efektif untuk menjaga kualitas produk kuliner, terutama produk olahan daging dan makanan khas NTB seperti sate pusut dan ayam betutu. Dalam pelatihan tersebut, puluhan UMKM diberikan kesempatan untuk mempelajari teknik pengemasan menggunakan panci presto, sebuah alat yang sederhana namun mampu melakukan sterilisasi produk agar tetap awet meskipun disimpan pada suhu ruang.

banner 325x300

“Kami mengajak peserta pelatihan untuk memahami bahwa kemasan vakum dan sterilisasi tidak hanya meningkatkan kualitas produk, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk memperluas pasar,” kata Plt Kepala Balai Kemasan NTB, Heldy Sardianto, di sela-sela kegiatan pelatihan.

Proses sterilisasi yang diperkenalkan menggunakan panci presto menjadi salah satu langkah awal bagi UMKM untuk memulai pengemasan modern. Setelah produk dikemas dalam kemasan vakum, proses sterilisasi dilakukan untuk mematikan mikroba yang dapat menyebabkan pembusukan. Hal ini diharapkan mampu membuat produk kuliner lokal memiliki masa simpan yang lebih panjang dan tetap higienis.

Tidak hanya itu, peserta pelatihan juga diajak melihat langsung fasilitas Rumah Kemasan Steril di Balai Kemasan NTB. Fasilitas ini dilengkapi dengan alat-alat modern untuk proses sterilisasi massal, sehingga para pelaku UMKM dapat memahami bagaimana proses skala besar dilakukan. Heldy menambahkan bahwa dengan pengetahuan ini, para peserta pelatihan diharapkan bisa mengaplikasikannya dalam produksi mereka masing-masing dan lebih siap menghadapi persaingan di pasar.

“Saya sangat berterima kasih atas kesempatan ini. Sebagai pelaku UMKM, kami sering kesulitan mempertahankan kualitas produk kami agar tetap awet, terutama di tengah persaingan pasar yang ketat. Dengan kemasan vakum dan pengetahuan baru ini, saya yakin produk olahan saya bisa bertahan lebih lama dan lebih higienis,” ujar Nunuk, seorang peserta pelatihan yang juga pemilik UMKM Askot.

Nunuk, yang mengelola usaha olahan ikan tongkol khas Ampenan, menyadari pentingnya inovasi dalam menghadapi persaingan bisnis. Ia berencana untuk mengaplikasikan teknik kemasan vakum pada produknya, sehingga tidak hanya menjaga kualitas, tetapi juga meningkatkan daya saing sebagai oleh-oleh khas NTB.

Pelatihan ini diadakan dalam dua angkatan, dengan angkatan pertama dilaksanakan pada 1-4 Oktober 2024 dan angkatan kedua pada 7-10 Oktober 2024. Heldy Sardianto menjelaskan bahwa pelatihan seperti ini akan terus dilakukan secara berkala untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada UMKM lain di NTB. Selain itu, Balai Kemasan NTB juga berencana untuk menyediakan dukungan alat-alat pengemasan bagi UMKM yang berpotensi mengembangkan bisnisnya ke level yang lebih besar.

Melalui pelatihan ini, para pelaku UMKM NTB diharapkan dapat bertransformasi, dari sekadar memproduksi makanan dengan teknik tradisional menjadi produsen yang siap bersaing di pasar modern, baik nasional maupun internasional. Dengan memanfaatkan kemasan vakum dan teknologi sterilisasi, produk kuliner NTB kini memiliki peluang lebih besar untuk menjangkau konsumen yang lebih luas dan tetap menjaga kepercayaan terhadap kualitas produk lokal.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *