Tanjungtv.com – Sebuah video yang memperlihatkan sepasang turis asing melakukan tindakan tidak senonoh di salah satu pantai kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, menjadi viral di media sosial. Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah, Lalu Sungkul, merespons kejadian tersebut dengan menyebutnya sebagai insiden yang tak dapat dihindari dalam perkembangan pariwisata.
“Itu bersifat insidental, tidak bisa kita hindari. Dalam perkembangan pariwisata, hal seperti ini mungkin terjadi. Untuk apa kita usir juga?” ujar Sungkul dalam keterangannya, Rabu (2/10). Menurutnya, tindakan turis asing tersebut bisa terjadi karena latar belakang budaya mereka yang lebih bebas, khususnya dalam hubungan pasangan. “Mereka mungkin terbawa suasana romantis pantai Mandalika,” tambahnya.
Sungkul menjelaskan bahwa lokasi kejadian cukup jauh dari keramaian masyarakat, dan kemungkinan pasangan turis ini hanya ingin menikmati keindahan alam tanpa sadar dampak dari tindakan mereka. “Lokasinya jauh dari keramaian, mereka ingin menikmati pantai yang indah, ya terjadi sudah (berhubungan, red),” jelasnya.
Namun, Sungkul menekankan bahwa situasi akan berbeda jika tindakan tersebut dilakukan oleh warga lokal. “Kalau warga Indonesia, apalagi Lombok, yang dikenal sebagai daerah religius dan berbudaya, jelas akan ada sanksi berat, bahkan bisa dirajam,” tegasnya.
Sungkul juga mengkritisi sikap beberapa warga yang langsung merekam dan menyebarkan video insiden tersebut. Menurutnya, sikap ‘kepo’ alias keingintahuan yang tinggi menjadi salah satu faktor kenapa video tersebut viral. “Kalau kita yang mabuk atau melakukan hal tidak pantas, apakah turis asing akan merekam kita? Saya rasa tidak. Orang bule mana ada yang se-kepo kita,” sindir mantan Camat Pujut tersebut.
Ia menegaskan bahwa penyebaran video tersebut justru merusak citra daerah sendiri, sementara bagi para turis, tindakan tersebut dianggap hal biasa karena merupakan bagian dari budaya mereka. “Dengan menyebarkan video itu, justru kita yang merusak citra daerah sendiri, sementara bagi mereka itu sudah biasa,” lanjutnya.
Saat ditanya mengenai dampak kejadian ini terhadap branding pariwisata halal yang selama ini digaungkan, Sungkul memastikan bahwa insiden ini adalah kejadian pertama dan bersifat kebetulan. Ia juga menjelaskan bahwa konsep pariwisata halal tidak hanya tentang makanan atau minuman, tetapi mencakup kebersihan, menyediakan fasilitas ibadah, dan penginapan sesuai aturan Islam. “Pariwisata halal mengedepankan pelayanan yang sehat, bersih, dan ramah. Kita tetap berpegang pada prinsip itu,” tutupnya.
Di tempat terpisah, Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat, menyatakan bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki kejadian tersebut. “Kami masih menyelidiki kebenaran video itu. Biarkan kami bekerja dulu, nanti kalau ada perkembangan akan kami informasikan,” singkatnya.
Kejadian ini menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat, terutama terkait peran media sosial dalam memperbesar dampak dari insiden tersebut. Bagi sebagian pihak, penyebaran video tersebut dinilai lebih merugikan citra daerah daripada aksi dari sepasang turis itu sendiri.